Minggu pagi (9/4), sekitar 50 peserta yang memadati masjid Manarul Ilmi ITS, dibekali dengan ilmu hati. Acara ini diberi nama Sunday Morning Spirit (SMS). Tips untuk menghidupkan hati pun dibeberkan oleh Ustadz Syaifudin Nawawi. Suasana santai dan riuh pun mewarnai forum ini karena Nawawi sering menyelingi presentasinya dengan canda.
”Dalam menuntut ilmu, seharusnya kita meluruskan niat. Caranya dengan niat ikhlas untuk cari ridho-Nya. Ini lebih legowo daripada terpaksa dan tersiksa ditujukan untuk yang lain,” ungkap Ustadz Syaifuddin Nawawi mengawali presentasi. Untuk itu, keikhlasan pasti juga akan berbenturan dengan hati. ”Ada beberapa macam tipologi hati yaitu hati yang sehat, hidup, mati dan sakit,” paparnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, ada beberapa kiat-kiat agar hati tidak mati. Diantaranya, suka mengingat Allah, selalu mengharap rahmat dan kasih sayang-Nya, dan bervisi untuk akhirat. ”Karena gara-gara selalu hangatkan visi hidup kita pada akherat, akan buat hati ini sehat,” komentarnya.
Kiat lain yaitu rajin-rajinlah beristighfar. ”Coba kita akomodir aspek dan dampak dari istigfar. Maka, akan dapatkan manfaat berupa kenikmatan terus-menerus hingga kita meninggal. Istigfar, adalah makanan yang bermanfaat untuk hati,” papar Nawawi. Ibaratnya, aspek farmakologis dari istigfar tidak ada karena memang tanpa efek overdosis. ”Rasulullah saja mengkonsumsinya antara 70 sampai 100 per hari. Kalau lebih dari itu nggak akan ada dampak buruknya, nggak overdosis, makin banyak makin bagus. Sebab, tidak ada salahnya mengakui kesalahan kita melalui istigfar. Dosa kita amatlah banyak,” tandasnya menganalogikan.
Selanjutnya, imbuh Nawawi, makanan yang akan membawa hati kita hidup dan puas, juga melalui Tilawatil Quran. ”Karena jika kita membaca, maka satu huruf saja akan dinilai sebagai satu kebaikan. Namun, harus diingat nggak hanya dibaca saja, tapi harus kita kolaborasikan dalam perilaku. Caranya dengan memaknai setiap yang kita baca,” tegasnya.
Menurut pria yang mengenakan kemeja putih ini, semua itu dilakukan agar fungsi dari Tilawatil Quran akan tetap berjalan. ”Masak saat dibaca, kita itu diberi kabar, diperingatkan atau diancam malah diam saja, lha wong nggak ngerti artinya. Kalau nggak ngerti tafsirnya, ya pahamilah terjemahannya. Minimal dahi kita ikut mengkerut,” pesannya diselingi canda hingga membuat tawa peserta. Jika sudah lakukan rumusan ini, kata Nawawi, akan menghasilkan ketenangan hati yang akan membuat hati senantiasa hidup. (th@/rin)
Kampus ITS, ITS News – Dalam menarik para pengunjung, tidak lepas dengan faktor indahnya visual bangunan sendiri. Guna meningkatkan
Kampus ITS, ITS News — Capaian membanggakan kembali ditorehkan oleh wisudawan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Ia adalah Hendy Gilang
Kampus ITS, ITS News — Banyaknya persoalan sampah di Indonesia menimbulkan berbagai dilema masyarakat. Oleh karena itu, tim Kuliah
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus mendukung kemajuan teknologi dan pendidikan Indonesia. Kali ini,