ITS News

Minggu, 29 September 2024
20 April 2006, 11:04

BEM-ITS Dirikan ITS Education Care Center (IECC)

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Masalah pendidikan telah lama menjadi problematika global di Indonesia, begitu juga yang terjadi di Surabaya. Tidak sedikit diantara para siswa sekolah program wajib belajar 9 tahun ini yang terpaksa putus sekolah. Banyak hal yang memaksa mereka harus meninggalkan bangku sekolah seperti tidak adanya biaya dan keharusan bekerja membantu orang tua untuk mencari nafkah.

Karena itu BEM ITS merasa terpanggil membantu masalah ini. Melalui Departemen Pengabdian Masyarakat-nya, BEM ITS membentuk satu wadah bernama ITS Education Center (IECC). Organisasi ini memiliki tugas khusus menangani problematika pendidikan sekolah yang sasarannya untuk membantu masyarakat miskin, anak jalanan, dan anak putus sekolah di Surabaya.

Dalam IECC, para anak didik akan dibekali dengan bermacam materi antara lain pendidikan, moral-agama, keahlian, dan motivasi. “Diharapkan mereka menjadi generasi bangsa yang mandiri dan bermoral dengan adanya pembinaan moral-agama dan pembekalan keahlian setelah lulus dari pendidikan non-formal ini,” ujar M Fauzan, Menteri Departemen Pengabdian Masyarakat, BEM ITS.

Selain itu mereka juga akan diberi fasilitas yang mendukung kegiatan belajar mengajar yaitu rumah belajar, asrama, buku, dan alat tulis. Sementara ini IECC telah memiliki murid sebanyak 97 anak yang terdiri dari 35 siswa SD, 38 siswa SMP dan 24 siswa SMA. Masing-masing peserta tersebut berasal dari sekolah yang berlokasi di sekitar ITS. “Pada awalnya sasaran kita adalah sekolah-sekolah sekitar ITS seperti, YAPITA, SMPN 30, SMAN 20, dan SMKN 10 Surabaya, selanjutnya akan menambah jaringan di seluruh Surabaya,” kata Fauzan.

Pada mulanya program ini digagas oleh Bahtiar Rachman, Azis Basri, dan Heni. Mereka bertiga berasal dari mahasiswa ITS yang mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2006 dan mengangkat masalah pendidikan dalam proposalnya. Akhirnya program tersebut mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) untuk direalisasikan.

Hal ini juga senada yang diungkapakan oleh perwakilan Dinas Pendidikan Kotamadya Surabaya, Sigit Priyo Sembodo dalam pidato sambutannya. “Solusi inilah yang dibutuhkan dalam menanggulangi masalah problematika pendidikan di Indonesia, dan nantinya membawa perubahan ke arah lebih baik,” tutur Sigit.(han/ftr)

Berita Terkait