ITS News

Minggu, 29 September 2024
02 Mei 2006, 14:05

Danang, dari Cinta Menuju Presiden BEM

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Mendatangi Civil Engineering Computer Club (CECC) Jurusan Teknik Sipil, anda akan menemukan seorang mahasiswa yang tinggal disana. Danang, mahasiswa angkatan 2002 yang asli Surabaya. Memang, meski rumahnya di jalan Kedung Klinter 3 Baru, Surabaya, putra pasangan Slamet Hoediyanto dan Puji Astuti ini lebih sering berada di kampus. ”Sejak menjadi pengurus CECC, saya tinggal disini, istilahnya ngekos disini,” ungkapnya sambil tertawa renyah.

Mengusung pesan revolusi cinta sebagai visinya, Danang mampu membuat segenap civitas akademika bertanya-tanya akan maksud slogannya. Spanduk yang dipampang pun terbilang unik dengan gambar hati berwarna merah muda.

Ditemui ITS Online, Danang mencoba menjelaskan apa makna cinta dalam kampanyenya. Arek Surabaya ini ingin mengimplementasikan cinta dalam pergerakan sebuah organisasi. Membawa BEM ITS lebih cinta terhadap negara dan almamaternya sendiri, begitulah yang diinginkannya. "Tentu makna cinta di sini adalah yang positif, yaitu berawal dari rasa cinta yang benar-benar tulus entah terhadap Tuhannya atau siapa saja maka seseorang akan dapat melakukan segalanya, begitu juga dalam mewujudkan perbaikan yang lebih baik dalam pergerakan BEM ITS ini," ungkap Danang.

Dengan cinta itu pula, pria yang akrab dipanggil tombol ini ingin mewujudkan kesejahteraan mahasiswa ITS nantinya. Salah satunya dengan mengembalikan kegiatan kemahasiswaan seutuhnya kepada mahasiswa sendiri.

Selain itu, kontribusi dalam mewujudkan masa depan bangsa diakuinya sangatlah penting. Untuk itu keinginan membawa BEM ITS untuk bisa menentukan arah bangsa ini menjadi salah satu misinya dalam mengikuti persaingan diantara lima kandidat lainnya.

Pemilik nama panjang Danang Rakatangga ini termasuk aktif di berbagai kegiatan dan menduduki posisi penting. Ketua SS Karate dan ketua MPK SMUN 5 Surabaya pernah dijabatnya. Di bangku kuliah, mulai wakil Kahima (Ketua Himpunan) Sipil hingga jabatan kepala sekolah pernah disandangnya.

Ya, dia saat ini memang menjabat sebagai kepala sekolah Sekolah Rakyat. Sekolah yang didirikannya sejak Februari 2003. “Itu sekolah untuk anak-anak yang orang tuanya berekonomi rendah. Mulai dari tukang becak sampai gelandangan,“ ujarnya. Sekolah rakyatnya sendiri diadakan di Keputih Tegal Timur Baru. Dengan jadwal rutin dua kali seminggu mulai ashar hingga maghrib. Dari sekolah yang dikepalainya, Danang sempat membuat karya tulis dan dikirim ke Jakarta.

Sebenarnya, menjadi pengajar atau bahkan kepala sekolah bukan menjadi cita-citanya. “Aku dulu sebenarnya pingin menjadi sejarahwan,“ terangnya. Anak kedua dari tiga bersaudara ini menambahkan, meski sekarang menjadi calon insnyur, tidak menutup kemungkinan masih bisa mendapatkan keinginannya sebagai sejarahwan.

Dalam hal pelatihan, penyuka komik Samurai Deeper dan One Piece ini cukup banyak mengikuti. Dari LKMM TD D3 Mesin, Pelatihan Jurnalistik Gema Pembebasan hingga Pelatihan Karya Tulis Ilmiah. Memang, sebelumnya dia mahasiswa D3 Mesin, setelah setahun kuliah dia memutuskan pindah ke Teknik Sipil. “Saya merasa lebih berbakat di Sipil,“ jelas pria Sagitarius kelahiran 17 Desember 1982 ini. Sebagai prestsi tersendiri, Danang pernah tergabung dalam tim Rumah ITS untuk Aceh (RIA) tahun lalu. Dan berangkat bersama sekitar 40 mahasiswa lain.

Tentang hobi, dia punya yang sedikit unik yakni demo, selain membaca dan main sepak bola. “Demi perubahan dan kebenaran,“ ungkapnya. Ditanya apakah memang punya ruh Soe Hok Gie. “Tidak juga,“ kata pria yang tanggal kelahirannya tepat sama dengan Soe Hok Gie, tokoh perubahan mahasiswa di era 60-an yang juga seorang pencita-cita sejarahwan. Hal itu diketahuinya setelah membaca Catatan Seorang Demonstran. “Belum lama saya tahu kalo tanggal lahir saya sama dengan Gie,“ imbuh pemotto “Tidak ada yang lebih indah selain berbicara kebenaran“ ini. (ech/han/ftr)

Berita Terkait