ITS News

Minggu, 29 September 2024
06 Mei 2006, 08:05

Kampanye Terakhir Capres BEM Berlangsung Panas

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dimulai sekitar pukul 09.00 pagi, kampanye putaran terakhir para calon presiden BEM ITS digelar di Kantin pusat ITS. Setelah kurang lebih selama satu jam keenam calon memaparkan visi dan misinya, mereka menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan para penanya dari kalangan mahasiswa. Kampanye yang berlangsung panas tersebut dihadiri ratusan calon pemilih dari kalangan mahasiswa.

Pertanyaan yang diajukan bervariasi. Mardi, salah seorang pengunjung yang juga merupakan salah satu kandidat presiden BEM tahun lalu mengajukan pertanyaan kepada para calon. "Di ITS ini sekarang ada sekelompok mahasiswa yang menjadi relawan mahasiswa pemberantas maksiat. Bagaimana tanggapan anda terhadap relawan ini, karena jujur saya agak terganggu juga dengan aktifitas mereka,yang cenderung mengganggu privasi orang. Saya rasa banyak yang kurang adil dalam hal ini, masa yang dicurigai cuma laki-laki dan perempuan saja, kan bisa jadi sesama lelaki ada maksiat," tanya Mardi kepada para kandidat.

Dari keenam calon, Danang Rakatungga, salah satu calon yang mendapat nomer urut dua menyatakan kurang setuju dengan relawan tersebut. Menurutnya, dengan adanya aktifitas tersebut, aktifitas ormawa seakan terkekang. "Bagaimana tidak terkekang, kalau ada mahasiswi yang keluar malam harus diawasi, mereka di kampus sampai malam kan nggak mesti maksiat. Bisa jadi mereka rapat, diskusi, dan sebagainya," ujar Danang.

Sementara kelima calon lainnya menyatakan setuju dengan adanya relawan tersebut. "Selama aktifitas mahasiswa di dalam kampus tidak mengarah ke tindak asusila, tentunya relawan ini juga tak akan menangkap mereka. Tentunya relawan ini mempunyai beberapa kriteria khusus terhadap calon mereka, nggak asal nangkap aja," ujar Detak Yan Pratama.

Senada dengan Detak, Rio Muhammad juga menyatakan setuju dengan keberadaan relawan berantas maksiat. "Saya juga pernah turun bersama mereka, dan dalam beroperasi, relawan ini juga tak sembarangan. Mereka dilengkapi SK Rektor, didampingi SKK, dan ada aturan yang mereka terapkan," ungkap Rio. Pendapat Asruldin Azis, Nuchan, dan Dhirayanti juga tak jauh beda dengan kedua calon lainnya yang menyatakan setuju dengan relawan berantas maksiat.

Dia akhir sesi tanya jawab, Dewi, salah seorang penanya mengajukan surat kontrak politik kepada para kandidat. Kontan saja ini membuat suasana semakin hemuruh. Mahasiswi Kimia angkatan 2002 tersebut mengatakan bahwa dalam kontrak politik tersebut berisi janji-janji para kandidat. "Ini adalah kumpulan janji-janji anda selama kampanye. Saya tak akan memaksa anda menandatangai surat ini, saya hanya ingin tahu apakah anda masih konsisten dengan janji anda ataukah anda sudah lupa," ujar Dewi.

Dari enam calon, tiga orang calon menyatakan menolak menandatangani kontrak politik tersebut. Mereka yang menyatakan menolak adalah Detak Yan Pratama, Asruldin Azis, dan Rio Muhammad. Sementara ketiga calon lainnya bersedia menandatangani kontrak politik yang diajukan mahasiswi yang juga Ketua Himpunan Mahasiswa Kimia tersebut. Salah seorang kandidat yang menyatakan menolak, Detak Yan Pratama, mengaku dalam kontrak politik tersebut ada beberapa hal yang tidak pernah ia sampaikan dalam kampanye. Sehingga dirinya tak merasa mempunyai kewajiban untuk menandatangani kontrak politik tersebut.

Kampaye lisan ini merupakan bagian terakhir dalam masa kampanye kandidat presiden BEM ITS. Jadwal kampanye sendiri rencananya akan ditutup Jumat (5/4) malam tepat pukul 24.00. (jie/rif)

Berita Terkait