ITS News

Minggu, 29 September 2024
18 Mei 2006, 08:05

ITS Kumpulkan Wirausaha di Bidang ICT se-Jawa Timur

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

”Di tingkat pusat sudah jelas komitmen pemerintah untuk mengembangkan industri teknologi informasi ke arah pertumbuhan ekonomi. Tapi persoalannya komitmen itu masih dilakukan secara parsial, sehingga hanya daerah-daerah tertentu saja yang kemudian dijadikan sebagai pusat pengembangan ICT dan dilirik oleh para investor,” kata Prof Ir Abdullah Alkaf MSc PhD, Dosen Jurusan Teknik Elektro ITS saat ditemui di Kampus, Selasa siang (16/5).

Padahal, kata Alkaf menambahkan, potensi sumber daya manusia di Jawa Timur cukup signifikan untuk mengembangkan industri-industri berbasis ICT baik dalam skala kecil, menengah maupun besar. ”Saya melihat banyak SDM Jawa Timur yang justru besar dan mengembangkan usaha ICT-nya di Bandung dan Jakarta. Padahal jika memilih tetap berada di Jawa Timur, sedikit banyak akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di propinsi ini,” katanya.
    
Bukan hanya itu, katanya menambahkan, pengalaman menunjukkan bahwa dengan banyaknya SDM Jawa Timur yang hijrah ke kota lain menjadikan investor memilih tidak menjadikan Jawa Timur  sebagai daerah yang potensial untuk pengembangan industri ICT. ”Fakta ini berdampak pada investor yang tidak berminat menanamkan modalnya di Jawa Timur. Bahkan sebaliknya, para investor malah menyarankan jika ada pengusaha atau wirausaha ICT di Jawa Timur, mereka meminta untuk memindahkan kegiatan usahanya di luar Jawa Timur,” katanya.

Untuk itulah, kata Alkaf menjelaskan, inisiatif untuk mengumpulkan kalangan entrepreneur di bidang ICT di Jawa Timur digagas. Tujuannya, agar pemerintah pusat dan investor mengakui akan potensi yang dimiliki Jawa Timur. ”Melalui pertemuan ini diharapkan para entrepreneur ICT punya pandangan yang sama tentang bagaimana mengembangkan propinsi ini sebagai salah satu daerah yang bisa dilirik para pemodal dalam mengembangkan industri ICT,” katanya.

Diungkapkan Alkaf, data secara rinci memang belum ia miliki, tapi untuk di Surabaya saja, ada sekitar 50 entrepreneur yang bergerak di bidang ICT dalam skala kecil, menengah hingga besar. ”Harapannya melalui pertemuan nanti, akan terpetakan potensi sesungguhnya SDM dan entrepreneur bidang ICT di Jawa Timur. Karena itu pertemuan ini bersifat terbuka bagi siapa saja, baik yang baru mau melangkah atau mereka yang sudah besar sekali pun,” katanya.

Tujuan lain dari pertemuan ini, dikatakan Alkaf, untuk membangun atmosfir lingkungan yang diharapkan akan mampu menumbuhkembangkan industri ICT di Jawa Timur melalui pemunculan ide-ide kreatif dari para entrepreneur bidang ICT. Selain itu,  hasilnya diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan domestik maupun internasional. ”Dalam pertemuan nanti kami mengundang Staf Ahli Menristek Bidang ICT, untuk memberikan hal-hal yang berkait dengan rencana pemerintah didalam menumbuhkan para entrepreneur bidang ICT,” katanya.

Menyinggung tentang pertumbuhan ekonomi melalui penguasaan dan pengembangan industri berbasis ICT, Alkaf menjelaskan, hingga saat ini Indonesia masih berada di urutan bawah dari negara-negara seperti AS, Jepang, Finlandia, India, Singapura dan Malaysia. ”Dibanding dengan Malaysia, kalau urut-urutan itu digambarkan dalam tingkatan, Indonesia masih berada di tingkat satu, sedang Malaysia tetangga kita sudah berada di tingkat tiga,” katanya.

Sementara belanja bidang ICT kita per tahun mencapai Rp 50 triliun, dari jumlah itu yang dipasok dari industri ICT lokal masih di bawah 2 persen. ”Ini artinya peluang untuk mengembangkan industri ICT di Indonesia masih cukup besar dan pemerintah kini telah memiliki komitmen untuk itu,” katanya.(humas/asa) 

Berita Terkait