ITS News

Jumat, 27 September 2024
23 Mei 2006, 18:05

Teknologi Bukan Penyebab Kegagalan E-Learning

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ada pendapat baru tentang penyebab gagalnya program e-learning. Pendapat ini dilontarkan oleh Romi Satria Wahono, pengelola dan penggagas program e-learning IlmuKomputer.com. Menurutnya, kegagalan terbesar dari program e-learning bukan karena kemampuan teknologi yang dimiliki oleh para pengelola, tapi lebih pada kurangnya kemampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan pengguna atau user.

Demikian diungkapkan Roni dalam seminar bertajuk, Membangun E-Learning untuk Menunjang Perkuliahan di Kampus, yang diselenggarakan oleh jurusan Teknik Informatika ITS di Gedung Pasca Sarjana, Selasa siang (23/5). “Kebanyakan para pengelola e-learning tidak mengidentifikasi dengan baik kebutuhan para user, juga tidak menyediakan fiture-fiture pendukung, sehingga banyak pengguna yang kemudian tidak tertarik untuk mengikuti program itu. Sejauh ini permasalahannya bukan pada teknologinya tapi pada requirement,” katanya.

Ia mengungkapkan pengalamannya memperkenalkan portal IlmuKomputer.com yang dalam waktu singkat telah dimanfaatkan dan diakses oleh lebih dari 250 ribu pengguna. “Jauh sebelum meluncurkan program e-learning IlmuKomputer.com, saya melakukan penjajakan awal tentang kebutuhan-kebutuhan apa yang sekiranya diinginkan calon pengguna. Melalui diskusi panjang di beberapa mailing list, saya menyimpulkan masih banyak masyarakat kita yang ingin belajar mengenai komputer dan teknologi informasi yang berbahasa Indonesia, karena itulah saya menyiapkannya,” katanya.

Selain itu, kata Romi yang telah mendapat penghargaan dari PBB pada tahun 2003 dengan portal IlmuKomputer.com-nya itu, banyak para pengelola e-learning menyiapkan tampilan atau desain web yang begitu menarik dan atraktif untuk menarik pengguna. “Padahal bukan itu yang diinginkan para user, tapi lebih pada kesederhanaan, fiture dan isi apa yang ada dalam portal yang ditawarkan,” katanya.

Ia mengambil contoh terhadap keberhasilan portal Google yang meski tidak memiliki desain yang baik, tapi hingga kini tercatat sebagai portal yang memiliki hit pengunjung tertinggi di dunia. “Itu karena di portal itu semua bisa diperoleh oleh para pengguna tanpa harus susah-susah misalnya login terlebih dahulu saat menggunakannya,” katanya.

Dijelaskannya, keberhasilan program e-learning yang digagasnya melalui ilmukomputer dot com juga tidak membuat hal yang muluk-muluk. Bahkan data base untuk kepentingan menyimpan data-pun tidak dimiliki. “Sungguh apa yang kami lakukan sangat sederhana, demikian pula tampilan webnya. Tapi orang senang karena kami menyediakan semua kebutuhan para pengguna dan dapat menyelesaikan apa yang pengguna butuhkan. Saya lebih mempertimbangkan pada kebutuhan pengguna agar bisa mudah dan menyenangkan,” katanya.

Dikatakannya, kalau para pengguna telah terlayani dengan baik dan mendapatkan sesuatu melalui program e-learning, itulah bisa dikatakan e-learning telah berhasil. Sehingga argumentasi tentang pemanfaatan atau penggunaan e-learning dapat mengurangi biaya perjalanan, menghemat biaya pendidikan, menghemat waktu, menjangkau wilayah geografis yang lebih luas, melatih proses belajar lebih mandiri, peningkatan daya saing, baru menemukan pembenar. “Persoalannya sering kali orang mengedepankan manfaat-manfaat tersebut terlebih dahulu, tanpa memberikan pelayanan dan isi yang memang benar-benar dirasakan manfaatnya. Sehingga orang kemudian berkesimpulan manfaat-manfaat yang dikemukakannya itu hanya omong kosong dan tidak terbukti. Inilah yang harus dipikirkan para pengelola dan calon pengelola yang ingin terjun ke e-learning,” katanya. (Humas/rin)

Berita Terkait