ITS News

Minggu, 29 September 2024
26 Mei 2006, 14:05

Flu Burung, Tidak Hanya Melalui Unggas

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

”Pemerintah seharusnya sudah mengubah paradigma bahwa penularan flu burung hanya terjadi melalui unggas. Karena dari sejumlah kasus korban flu burung, baik yang meninggal maupun yang tidak, indikasi penularan dari unggas sangat minim,” kata Dr drh C A Nidom MS, peneliti flu burung dari Universitas Airlangga Surabaya, dalam acara seminar Flu Burung, Jumat (26/5).

Dikatakan Nidom, kemungkinan penularan flu burung antar manusia itu sangat besar terjadi. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukannya sejak Maret 2006 lalu, spesifitas reseptor alfa 26 yang ada pada manusia bisa menular antar manusia. Begitu juga pada babi yang juga mempunyai spesifitas reseptor yang sama dengan manusia. ”Saat ini saya sedang menguji spesifitas reseptor pada kucing,” katanya. Dengan asumsi tersebut, sangat mungkin kasus flu burung yang terjadi di Indonesia selama ini terjadi karena faktor penularan antar manusia.

Meski demikian, Ia menyarankan agar masyarakat tidak terlalu panik. Karena mutasi gen seperti itu merupakan hal yang sangat biasa. Dimungkinkan, virus H5N1 nantinya akan menjadi terbiasa pada tubuh manusia. Dan, pengidap virus itu tidak selalu pada orang yang sudah sakit. Tapi orang yang terlihat sehat pun sangat mungkin di dalam tubuhnya sudah ada virus flu burung. ”Kalau dilakukan pemeriksaan, saya yakin di Jakarta 60 hingga 70 persen orang sana dalam tubuhnya sudah ada virus flu burung,” tegasnya.

Nidom kemudian menegaskan bahwa sifat virus dalam tubuh itu sangat mudah melakukan mutasi dan mudah beradaptasi, termasuk flu burung (Avian Influenza/AI). Sehingga mutasi alfa 23 yang ada pada unggas akan bermutasi dengan alfa 26 pada non unggas. Virus influenza tersebut merupakan virus yang mempunyai fregmentasi terbesar yakni 8 fregmentasi. ”Sejauh ini kan pemerintah enggan menganalisis ini. Sehingga ketika terjadi kasus flu burung, yang diributkan pasti ada atau tidak unggas yang mati di sekitar korban,” katanya.

Untuk pemberantas flu burung, lanjutnya, vaksinasi itu bukanlah langkah yang paling ideal. Yang paling tepat penanganannya yaitu dengan pemusnahan unggas atau stampping out. Karena vaksinasi itu tidak bisa menghilangkan sumber virus, namun hanya untuk mematikan saja.”Yang dilakukan itu harus mematikan sekaligus menghilangkan,” katanya.

Sementara itu, agar tubuh bisa terhindar dari flu burung maka hal yang dapat dilakukan yakni meningkatkan kekebalan tubuh dengan banyak mengkonsumsi bahan-bahan herbal seperti kunyit dan temulawak yang mengandung curcuma. Kandungan ini diakui Nidom bisa menekan virus dalam tubuh. Bahan herbal lainnya yang juga bermanfaat untuk mencegah terjadinya flu burung adalah lidah buaya. Kebiasaan hidup bersih, lanjut Nidom, juga merupakan sesuatu yang harus dilakukan. ”Biasakan cuci tangan dengan sabun, karena virus itu akan mati ketika terkena sabun,” pungkasnya. (Humas/ftr)

 

Berita Terkait