ITS News

Sabtu, 28 September 2024
01 Juni 2006, 11:06

Berangkatkan Dosen, Mahasiswa hingga Tukang

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Keberangkatan tim ITS dengan tiga truk dan dua mobil penumpang ke lokasi bencana ini terbilang unik. Karena selain membawa beberapa kebutuhan pokok seperti bantuan pada umumnya, rombongan juga langsung membawa delapan paket kebutuhan dasar berkait dengan penyediaan air bersih dan fasilitas penerangan.

”Dari masukan tim yang lebih dulu berada di lapangan, kami akan menuju Kabupaten Bantul, sebagai daerah terparah yang terkena gempa tektonik. Di kabupaten itu, dalam waktu empat hari ke depan, kami akan membangun fasilitas air bersih, penerangan melalui genset, dan aktivitas lainnya,” kata Dr Ir Eddy Setiadi Soedjono Dipl SE MSc, yang ditunjuk sebagai ketua rombongan.

Dikatakannya, pembangunan fasilitas itu dibagi dalam delapan paket yang diharapkan bisa sedikit mengatasi persoalan kekurangan air bersih dan penerangan di lokasi bencana. Dalam paket itu, rinciannya, kapasitas genset untuk menghasilkan 2.000 Watt, seperangkat peralatan air bersih, termasuk pipa, tandon dan pompa tangan.”Pilihan di Kabupaten Bantul, karena sesuai dari masukan tim yang sudah berada di sana lebih dulu,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, hingga kini tercatat ada 85 mahasiswa ITS yang berasal dari wilayah korban gempa Yogyakarta dan Jateng. Mereka masing-masing tersebar di Jogjakarta, Bantul, Klaten, Gunung Kidul, Sleman dan Boyolali.  
Dikatakan Rektor bahwa selain bentuk kepedulian tersebut, ITS bersama Yayasan Dana Sosial Al Falah dan Semen Gresik juga akan melakukan rehabilitasi sekolah-sekolah yang rusak di daerah gempa. ”Tentu apa yang diberikan ITS ini masih sangat kecil dibanding dengan kebutuhan yang diperlukan. Tapi ITS ingin fokus untuk memberikan dan mempersiapkan fasilitas air bersih, penerangan dan rehabilitasi sekolah agar bisa dimanfaatkan maksimal,” katanya.

Saat melepas keberangkatan tim ITS, Mohammad Nuh mengingatkan agar relawan yang tergabung didalam tim ITS Peduli Yogya ini tidak datang untuk malah merepotkan. Namun dapat bekerja sesuai dengan apa yang dibawa dalam misi tim. ”Sebagai sukarelawan, maka tidak ada kata untuk menyampaikan keluhan, karena masyarakat di sana yang sesungguhnya keluhannya harus didengar, ditanggapi dan dicarikan jalan keluar. Jadi kalau Anda lapar, kekurangan air dan lain sebagainya, jangan sekali-sekali mengeluh, harus diatasi sendiri,” katanya.

Sementara itu Koordinator ITS Peduli Jogja dari Mahasiswa, R Darmawan Siswanto Pramana melaporkan bahwa ada tiga elemen mahasiswa ITS masing-masing BEM ITS, Pramuka, dan JMMI. Mereka telah berhasil menggalang dana sebesar Rp 15.293.550, selama kurun waktu pengumpulan dua hari.

”Dana sebesar itu telah kami kirimkan sebagian pada Senin, 29 Mei lalu dalam bentuk kebutuhan pokok yang telah diberikan langsung kepada masyarakat di lokasi bencana. Sisanya kami kirim bersama-sama dengan tim ITS yang hari ini berangkat ke Bantul. BEM ITS selain melakukan penggalangan dana membuka kesempatan untuk menjadi relawan, mendirikan posko bantuan makanan dan pakaian,” katanya.

Darmawan menolak jika ada anggapan turunnya mahasiswa ITS bersama BEM ke jalan-jalan untuk menghimpun dana tidak bisa dipertanggungjawabkan. ”Apa yang kami lakukan dapat kami pertanggungjawabkan, karena memang kami ditunjuk resmi dan mendapat surat keterangan dari rektorat,” katanya.

Rektor ITS juga menanggapi, agak sulit melarang para mahasiswa turun ke jalan untuk menghimpun bantuan untuk bencana di Yogyakarta. ”Karena apa yang dilakukan para mahasiswa itu adalah perbuatan mulia, tinggal bagaimana kita bisa mengawasinya,” katanya. (Humas/ftr)

Berita Terkait