ITS News

Minggu, 29 September 2024
04 Juni 2006, 14:06

Sibuk?! Bukan Berarti Banyak Kegiatan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Segala tentang waktu dibahas oleh Dr Abdullah Shahab dalam bedah buku Breaking The Time, Sabtu (3/6). Tema yang dibawakan Shahab ini terkait dengan UAS semester genap yang terhitung sepekan lagi menjelang. Shahab menuturkan, dalam kehidupan, manusia tak akan terlepas dari dua dimensi utama yaitu ruang dan waktu. “Kerangka waktu dan ruang inilah yang membatasi kita. Karena salah satunya tunjukkan akan keterbatasan akal manusia,” kata dosen yang hobi menggunakan sepeda pancal ini.

Selanjutnya, imbuh Shahab, seringkali kita sendiri menyepelekan waktu. “Seringkali hal-hal penting itu terasa berat, misalnya belajar. Daripada baca koran lebih baik anda baca buku bagus,” saran Shahab yang selalu membawa buku kemanapun pergi. Karena, lanjut Shahab, ilmu yang didapat dari buku lebih bermanfaat dibanding koran. ”Koran hanya berisi informasi saja, bolehlah kita baca itu sebagai pengetahuan saja. Sebab, jika saya baca koran hanya headline-nya saja, selebihnya saya memanfaatkan waktu yang luang untuk baca buku,” tandasnya. Jangan tanya lebih mana yang disenangi, tapi mana yang lebih dibutuhkan, tegasnya.

Menurut Shahab, waktu yang ada harus kita manfaatkan sebaik mungkin. ”Ingat, bukan berati memanfaatkan waktu itu dengan banyak kegiatan. Definisi sibuk tidak seperti itu. Karena hidup ini tidak nggak hanya diisi dengan kegiatan saja. Tapi yang terpenting adalah bagaimana cara kita untuk mengefisiensikan waktu yang ada,” paparnya. Misalnya jika anda lelah dan ngantuk, maka indikatornya anda harus berhenti bekerja. ”Jika saya melihat orang pergi kerja jam lima pagi dan kembali jam sembilan malam, setelah itu tidur, hari-harinya terus bergulir seperti itu. Saya kira hidup tidak dibuat untuk itu saja, pasti ada yang salah,” komentar pria yang pernah mengenyam bangku kuliah di Amerika ini.

Jadi, imbuhnya, tidak harus waktu itu diisi dengan hal-hal yang berat. ”Yang penting, anda sebagai insan-insan akademis efisienkan waktu yang dimiliki sesuai bidang anda. Jika anda dengan membaca koran itu hanya tahu berita-berita saja tanpa bisa berbuat, ya percuma, nggak bermutu. Sebab, jika anda suka memprotes masalah seperti itu ya anda masuk saja di bidang politik atau sosial, jangan masuk sekolah teknik,” pungkasnya memberi saran.

Acara bedah buku ini sendiri terselenggara atas kerjasama JMMI dan LSM Akadema. Bertempat di ruang seminar perpustakaan lantai 2 ITS, bedah buku Breaking The Time ini dihadiri oleh ratusan peserta. (th@/rin)

Berita Terkait