ITS News

Minggu, 29 September 2024
05 Juni 2006, 09:06

Aturan Berubah, ITS Hanya Borong 2 Juara

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kemenangan tim ITS ini memang sudah diramalkan sejak awal, mengingat pada saat latihan dan babak penyisihan yang dimulai Sabtu hingga Minggu siang, kemampuan tim robot ITS berada di atas rata-rata tim robot dari perguruan tinggi lainnya. Kemenangan Robot Depth4 ditentukan setelah di final berhasil mengalahkan robot satu kampusnya sendiri, Chaesar, yang maju ke final setelah mengalahkan tim robot Universitas Hasanuddin, Sky Walker.

Kemenangan tim robot ITS kali ini adalah untuk keempat kalinya berturut-turut sejak kontes robot di gelar di Jakarta dan menjadi agenda tahunan dari Dirjen Dikti. Awalnya kontes robot ini diprakarsai oleh Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ITS bersama Japan International Coorporation Agency (JICA).

Atas kemenangan itu, tim robot Depth4 berhak mewakili Indonesia pada acara kontes robot internasional (ABU Robocon) yang tahun ini akan berlangsung di Kualalumpur, Malaysia, pada 10 September mendatang.

Penampilan dua tim ITS masing-masing Depth4 dan Chaesar memang sangat luar biasa. Dalam tiap kali penampilannya hampir selalu menyelesaikan tugasnya untuk menyusun tema Membangun Menara Cita-cita Bangsa Setinggi-tingginya dengan sempurna yang diistilahkan dengan siap. Bahkan Depth4 menyelesaikan seluruh penampilannya dengan siap dari awal penempilan hingga babak final.

Meski dalam final dua tim ITS yang maju, bukan berarti perlawanan keduanya tidak ketat. Saking ketatnya untuk berebut nilai tengah, robot otomatis Chesar mengalami kebakaran pada motornya

Tim dari Surabaya lain yang mengejutkan selain dari tim ITS masing-masing adalah Velocity dari Ubaya yang sempat menjadi juara grup di babak penyisihan dengan mengalahkan tim robot dari ITB, Max-Tron. Sedang robot dari Universitas Bayangkara, Bamboo hanya mampu berada di peringkat kedua pada penyisihan.

Rektor ITS, Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA merasa puas dengan hasil maksimal yang telah diraih oleh para mahasiswanya. “Kami cukup puas dengan hasil yang telah diraih tim robot ITS. Meski awalnya ITS menargetkan akan membawa pulang tiga juara, tapi karena ada beberapa peraturan yang dilakukan mendadak oleh panitia, hingga ITS hanya membawa pulang dua penghargaan masing-masing, KRI dan KRCI untuk kategori robot beroda,” katanya.

Mohammad Nuh berharap, saat mewakili Indonesia di Kuala Lumpur nanti, ITS dapat mengukir prestasinya lagi seperti yang pernah diraih oleh robot Be-Cak di kejuaraan serupa tahun 2001di Jepang.

Dalam acara penutupan secara berkelakar Dirjen Dikti Satrio Soemantri Brodjonegoro mengatakan, kalau tim-tim lain ingin keluar sebagai pemenang atau meraih juara dalam KRI dan KRCI, maka rektornya harus ikut menunggui. “Ini dibuktikan oleh ITS, karena Pak Nuh selalu berada ditengah-tengah mahasiswa dan dosen untuk memberi semangat,” katanya.

Satrio berharap, di Malaysia penampilan tim ITS jika memang seperti yang dipertunjukkan dalam final, akan memiliki kesempatan untuk menang. “Mudah-mudahan melalui beberapa perubahan dan desain yang lebih baik Indonesia melalui tim ITS akan bisa keluar sebagai pemenang,” kata Satrio berharap.

Peraturan KRCI Berubah
Tim mahasiswa ITS yang mengikuti KRCI sedikit protes dengan pihak panitia yang melakukan perubahan peraturan sepihak, sehingga beberapa target dan kecerdasan buatan yang telah disesuaikan dan dibuat dengan aturan permainan sebelumnya menjadi sia-sia dan tidak bekerja dengan sempurna.

“Jika memang peraturannya tidak berubah-ubah kami yakin ITS akan menyabet bersih semua juara. Tapi karena adanya beberapa perubahan sepihak, maka target kami untuk membawa pulang tiga juara tidak terpenuhi, dan hanya membawa dua juara,” kata Tri Budi ST MT, Ketua Rombongan Tim Robot ITS.

Di KRCI dua juara yang ditargetkan ITS, hanya satu yang berhasil meraih juara pertama, yakni KRCI untuk kategori robot beroda (Al-Ashry), sedang untuk kategori ekspert yang tahun lalu berhasil diraih ITS, kali ini lepas dan jatuh ke tangan Politeknik Bandung dengan robot Kian Santang-nya, sedang untuk kategori robot berkaki, ITS hanya berada di posisi kedua dengan robot Airo, sedang posisi pertama diraih juga oleh Politeknik Negeri Bandung dengan robot Bandrex-1.

Kekesalan terhadap beberapa perubahan sepihak itu juga diungkapkan Direktur PENS ITS Dr Ir Titon Dutono M.Eng. Ia merasa tim ITS di KRCI dipecundangi dengan beberapa perubahan peraturan yang tidak jelas alasannya. “Karena adanya beberapa peraturan itu, maka akhirnya KRCI yang seharusnya juga menarik untuk ditonton, terkesan membosankan. Seharusnya panitia lebih mempertimbangkan bagaimana kontes ini menarik untuk ditonton bukan menerapkan peraturan-peraturan yang diubah-ubah dan mempersulit serta membuat frustasi anggota tim,” katanya. (Humas/rin)

Hasil KRI dan KRCI
KRI
Juara I PENS – ITS Depth4
Juara II PENS- ITS Chesar
Juara III Poltek Negeri Banjarmasin Al Fauzah
Unhas Sky Walker
Nilai Tertinggi : Depth4 (PENS-ITS)
Desain Terbaik : The Blues (ITB)
Strategi Terbaik : Ksatria Langit (Universitas Negeri Jogjakarta)

KRCI
Kategori Beroda
Juara I PENS-ITS Al-Ashry
Juara II Universitas Tarumanegara Doctor C1
Juara III UGM Elsin 2

Kategori Berkaki
Juara I Politeknik Negeri Bandung Bandrex-1
Juara II PENS-ITS Airo
Juara III Tidak ada

Kategori Ekspert
Juara I Politeknik Negeri Bandung Kian Santang
Juara II Tidak ada
Juara III Tidak ada
Struktur Paling Ekonomis : Eureka (Poltek Manufaktur Bandung)
Desain Terbaik : Genier (PENS ITS)

Berita Terkait