ITS News

Sabtu, 28 September 2024
06 Juli 2006, 16:07

Mahasiswa PMDK Beprestasi, Sandang Prestasi Internasional

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sedikitnya ada dua dari 15 mahasiswa yang diterima melalui jalur prestasi ini menyandang prestasi internasional. Sebut saja Zulfikar, Alumnus SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh ini tercatat sebagai peraih medali perunggu saat mewakili Indonesia dalam ajang Olimpiade Astronomi yang digelar di Rusia tahun 2005 lalu.

”Memang banyak perguruan tinggi negeri yang menawarkan saya untuk dapat kuliah tanpa tes, tapi saya lebih memilih ITS dengan segala pertimbangan dan kemampuan yang dimiliki. Sejak saya menginjak kelas satu di SMA saya sudah mengetahui ITS melalui web, karena itu ketika ada kesempatan mereka yang berprestasi bisa masuk tanpa tes, pilihan saya pun jatuh ke ITS,” kata anak kedua dari enam bersaudara, kelahiran Banda Aceh, 18 Mei 1989 ini.

Diungkapkan Zulfikar, pendampingnya saat mengikuti Olimpade Astronomi di Rusia yang juga seorang dosen Jurusan Astronomi di ITB, mengharapkannya menempuh pendidikan di ITB tanpa tes. Tapi, kata putra pasangan Nur Baiti dan Idris Abdullah ini menjelaskan, ia lebih tertarik ke ITS. Hal tersebut lantaran kesempatan untuk memilih jurusan yang diminati bagi mereka yang berprestasi terbuka lebar. ”Karena nilai matematika saya cukup baik, maka saya pun memilih jurusan informatika. Apalagi sepengetahuan saya masa depan dan lapangan kerja di jurusan ini sangat menjanjikan,” katanya.

Zulfikar kemudian menceritakan prestasinya di ajang internasional itu. Ia mengungkapkan bahwa sebenarnya ada dua siswa SMA yang siap untuk dikirim. Namun ketika ia dipilih sebagai wakil Indonesia, ia sendiri tidak mengetahui prosesnya.

”Saya hanya ditunjuk untuk mewakili Indonesia di ajang internasional itu dan diminta berusaha semaksimal mungkin. Cukup banyak negara yang ikut, karena itu ketika saya memperoleh medali perunggu, rasanya bangga bisa mengenalkan Indonesia di tingkat internasional,” katanya mengenang.

Lain lagi prestasi yang disandang Anton Widianto, alumnus Anglo-Chinese School Singapore ini juga punya prestasi internasional. Bungsu dari tiga bersaudara kelahiran Nganjuk, 25 Maret 1988 ini pernah menjuarai Olimpiade Matematika di Singapura pada tahun 2004 dan di Australia. Bukan hanya itu, ia juga aktif mengikuti berbagai perlombaan sanis dan lomba penulisan di sekolah yang cukup terkenal di Singapura itu.

”Alasan saya memilih ITS tidak lain karena pertimbangan lokasi yang tidak terlalu jauh dari rumah orang tua. Orang tua saya tinggal di Malang, kalau kuliahnya di Surabaya kan lumayan dekat,” kata alumnus SMP Negeri 1 Malang ini.

Prestasi yang di raih Anton di sekolah itu memang patut diacungi jempol, mengingat keberadaannya di Singapura dibiayai oleh lembaga sekolah tersebut. ”Saya dapat beasiswa di sekolah itu selama dua tahun. Karena berasal dari siswa yang memperoleh beasiswa, maka saya pun tidak menyia-nyiakan berbagai kesempatan lomba yang diadakan di sekolah maupun luar sekolah sebagai bekal pengalaman,” kata putra pasangan Srigati dan Srihanto ini.

Anton mengungkapkan, ada banyak perbedaan mencolok sistem pendidikan di tingkat SMA antara di Indonesia dengan di Singapura. ”Di sana SMA hanya ditempuh dalam dua tahun, sedang SMP ditempuh empat tahun. Perbedaan lainnya, mata pelajaran yang diberikan di sana tidak terlalu banyak, hanya yang pokok-pokok saja yang dapat membangun imajinasi dan motivasi peserta didik. Paling banyak hanya ada tujuh mata pelajaran saja selama dua tahun di jenjang SMA,” katanya.

Anton juga mengungkapkan, tingkat kedisiplinan siswa dan guru di sana sangat tinggi. Karena itu ia berharap saat berada di ITS, tepatnya di Jurusan Informatika, ia bisa mempertahankan kedisiplinan yang pernah ia lakoni selama dua tahun di Singapura. ”Syukur-syukur bisa mempengaruhi teman-teman, bukan malah terpengaruh teman-teman dalam tingkat disiplin. Karena itulah modal utama untuk bisa maju,” katanya. (Humas/ftr)

Berita Terkait