ITS News

Sabtu, 28 September 2024
21 Juli 2006, 20:07

Tim ITS MC 2006 Tetap Berharap Jadi Juara

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Meski gagal meraih kemenangan pada lomba layar dan dayung karena bottom mast (penyangga tiang layar) patah, tim ITS MC 2006 yang mewakili Indonesia dalam kejuaraan Atlantic Challenge di Genoa, Italia, masih berharap jadi juara. Mereka terus berjuang mengumpulkan angka terbaiknya untuk membawa pulang kembali penghargaan tertinggi dalam kegiatan dua tahunan Atlantic Challenge tahun ini.

Adhitya Mahardhika, koordinator mahasiswa Tim ITS MC 2006, Jumat (21/7) siang, dalam emailnya mengungkapkan, meski gagal mengumpulkan nilai di nomor layar dan dayung, tim ITS berhasil pada lomba di nomor jackstay transfer. Pada lomba ini, peserta diharuskan memindahkan kantong dari kapal ke darat dengan waktu yang singkat.

"Pada perlombaan kali ini tim Indonesia berhasil menduduki peringkat ke empat. Banyak peserta lain yang gagal dalam sekali lempar tali, namun tim Indonesia berhasil melempar dengan baik. Kami bangga karena tepuk tangan dari peserta lain muncul seketika saat tim Indonesia berhasil menyelesaikan perlombaan,” katanya.

Sedang pada lomba man over board, kata Adhitya, tim Indonesia juga berhasil menyelamatkan korban dengan baik dan dapat menyelesaikan lomba dengan sempurna. ”Lomba ini adalah simulasi bagaimana menyelamatkan kru atau awak kapal yang jatuh ke dalam air. Dalam perlombaan ini semua peserta diharuskan menyelamatkan dengan cepat kru yang jatuh ke dalam air,” katanya.

Pada man over board, salah satu kru Indonesia harus ditukar dengan kru lain untuk menjadi korban, sehingga dalam lomba ini yang diselamatkan adalah bukan kru sendiri, melainkan kru dari peserta negara lain.

Adhitya menambahkan, masih ada serangkaian lomba yang akan diikuti oleh semua peserta untuk mengumpulkan total nilai yang menentukan tim dinyatakan keluar sebagai pemenang. ”Penentuan pemenang lebih ditentukan pada total nilai atau keberhasilan pada masing-masing lomba, karena itu meski tim ITS gagal pada lomba layar dan dayung, masih tetap berharap keluar sebagai juara," katanya. Ini karena ada beberapa nomor lomba dimana tim Indonesia bisa menyelesaikannya dengan baik, termasuk penilaian terhadap kesenian yang akan ditampilkan menjelang acara penutupan.

Tim Indonesia optimistis, tarian tradisional NAD, Seulaweut, tari yang menggambarkan kekompakan itu akan bisa menjadi nilai lebih dalam pengumpulan angka. “Tarian ini menggambarkan tentang kekompakkan yang memang dibutuhkan dalam kejuaraan Atlantic Challenge," terang Adithya. Tentu pertimbangannya bukan semata soal kekompakan, tapi juga mengingatkan kembali tentang musibah tsunami yang telah merenggut banyak korban dan peran serta ITS di sana dalam pembuatan kapal untuk para nelayan.

Kangen Nasi
Semua anggota tim Indonesia tiap harinya tidak pernah sarapan dengan nasi, sehingga mereka kangen. Untuk mengusir kekangenannya pada nasi, kata Adhitya, tim sengaja menanak nasi di arena lomba. Kebetulan saat pengiriman kapal, tim Indonesia membawa beras sebanyak 30 kilogram.

Aktivitas lain tim Indonesia di luar lomba adalah menerima kunjungan orang Indonesia yang tinggal di Genoa. Mereka kebanyakan orang Indonesia yang menikah dengan orang Italia kemudian menetap di sana. ”Kami menerima banyak kunjungan dan mereka selalu membawakan oleh-oleh buat kami. Ada salah satu dari mereka yang merindukan mie instan, dan karena kebetulan tim Indonesia juga membawa, mereka kemudian bisa menikmatinya bersama-sama di arena lomba,” katanya. (Humas/Rin)

Berita Terkait