ITS News

Minggu, 29 September 2024
12 September 2006, 16:09

Aris, Kompetisi untuk Ukur Kualitas Diri

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sebanyak dua medali telah Aris anugrahkan untuk ITS dari berbagai kompetisi di bidang teknik informatika. Mahasiswa angkatan 2002 ini pernah mengikuti kompetisi Indosat TelcoProject 2005, dan berhasil menggapai juara III untuk tingkat Jawa Timur-Kalimantan dan juara II di tingkat nasional. Selain itu, dia juga sempat berpartisipasi dalam Microsoft imagine Cup Software Design Final Indonesia 2006. Ini semua dilakukannya untuk mengukur kualitas diri dengan mahasiswa lainnya. Karena bagi arek Surabaya kelahiran 10 Juli 1984 ini, Indeks Prestasi hanya menunjukkan kualitas lokal ITS saja.

Lelaki yang murah seyum ini berhasil meraih peringkat empat dalam perlombaan Microsoft tersebut. “ Dari semua Perguruan Tinggi yang ada, Cuma ITB sama ITS yang masuk final. Itupun, Juara satu-dua-tiga diraih ITB, baru ITS mendapatkan peringkat empat dan lima.” Ungkapnya. Padahal saat itu, tutur Aris, hanya tim yang dipimpinnya yang softwarenya sudah benar-benar jadi.

Dengan rendah hati dia menjelaskan kelemahan timnya, “Kita memang belum bisa dibandingkan ITB. Persyaratan Lombanya kan hanya presentasi. Kita (ITS, Red) malah terpaku pada Power Point dan demo program. Sehingga kita fokus membuat software. Sedangkan ITB dia menggunakan Flash dan cuplikan-cuplikan film. Mereka benar-benar niat dan fokus dalam mempresentasikan walaupun software mereka tidak ada satu pun yang sudah jadi.”

Bisa mahir dalam bahasa pemrograman dimulai Aris sejak semester tiga. “Waktu semester satu dan dua saya termasuk sedikit mengerti dan mahasiswa biasa saja. Kalau di kelompok tugas, saya bersama orang yang sudah lebih mahir duluan. Sehingga kebagian yang mudah-mudah saja, ” Ungkapnya. Pada semester selanjutnya, dia mulai masuk kelompok yang kemampuan individunya rata-rata, sehingga otomatis mendapat kerjaan yang cukup berat. Mulai dari sinilah dia memacu kemampuannya agar lebih mahir sembari menyelesaikan tugas kuliah.

Walaupun agak terlambat, mahasiswa berkacamata ini bisa mengejar ketertinggalannya bahkan berprestasi. Menurutnya, hal tersebut terjadi karena bisa fokus dan komitmen memenuhi target yang sudah dia tentukan sendiri. “Saya itu orangnya gak suka macem-macem. Dengan kuliah disini, ya saya fokus di TA dan lomba-lomba itu. Walaupun saya akhirnya tidak mahir dibidang lain, seperti musik misalnya,” ungkapnya. Karena untuk memperoleh sesuatu, ungkap putra Ir Moch Moenir, harus ada yang dikorbankan

Walaupun fokus terhadap kuliah dan lombanya, Aris tidak berhenti bekomunikasi dengan teman-temannya. Menjadi cumlaude menurutnya bukan berarti harus meninggalkan lingkungan sosial. “Jelek kalau Cumlaude tapi tidak kenal siapa-siapa,” kata mahasiswa ber-IPK 3,58 ini.

Setelah wisudanya pada September ini, Aris berencana langsung kerja di salah satu perusahaan Konsultan IT di Jakarta, tepatnya di bidang ERP (Enterprise Resource Planning). Bidang Software skala enterprise ini telah dirintisnya sejak membuat Tugas Akhir. Selama tiga bulan dia berhasil menciptakan software E-Learning. Skala ini dipilihnya karena mudah diterapkan diberbagai alat. Dengan karyanya tersebut, masalah jarak, kelas-kelas yang berbeda, dan dosen-dosen yang sibuk, tidak akan jadi masalah lagi bagi mahasiswa yang memang ingin belajar.

Bahasa yang digunakan dalam tugas akhir anggota Microsoft Innovation Center of ITS ini adalah Java. Selain karena penerapannya mudah dan luas, Java juga bahasa pemrograman favoritnya. “Java menjadi favorit saya karena bahasanya mirip C. Saya sudah terbiasa dengan C. Mudah saja, akhirnya saya juga terbiasa dengan Java.” Ungkapnya. (mac/ftr)

Berita Terkait