ITS News

Sabtu, 28 September 2024
28 September 2006, 00:09

ITS Gelar Seminar Nasional Pemanfaatan Lumpur Lapindo

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ketua Pelaksana Seminar, Ir.R.A.Triaswati Moeljono Notodiningrat MKes, Rabu (27/9) siang, mengatakan, seminar nasional ini merupakan rangkaian yang tak terpisahkan dari keikutsertaan ITS didalam menangani luapan lumpur Lapindo. “Seminar ini merupakan upaya lain dari penanganan masalah sosial, tentang bagaimana memanfaatkan lumpur,” ungkap dosen FTSP ITS ini.

Diungkapkan Triaswati, ITS dalam kapasitasnya sebagai perguruan tinggi akan menyampaikan beberapa pemikiran dari para pakar yang berkait dengan kemungkinan penggunaan lumpur Lapindo sebagai bahan bangunan.

“Dalam skala laboratorium ITS telah melakukan beberapa kajian terhadap pemanfaatan lumpur itu, hasilnya memang saya belum mengetahuinya, tapi melalui seminar ini diharapkan akan bisa terkomunikasikan hasil-hasil kajian itu,” katanya.

Untuk itu, katanya menambahkan, ada tiga topik pembahasan yang akan disampaikan, masing-masing tentang sifat fisik dan kimia lumpur Lapindo sebagai bahan bangunan; pemanfaatan lumpur sebagai beton dan material granulasi; serta pemanfaatan lumpur sebagai bata, genteng, dan paving block.

“Tentu selain para pakar yang telah melakukan kajian di laboratorium, sebagai pelengkap akan dihadirkan pula pengrajin industri bata yang selama ini telah mengerjakan hasil kajian ITS,” terang dosen yang akap dipanggil Trias ini.

Menurut Triaswati, jika apa yang nanti dibicarakan dan dihasilkan dalam seminar itu membawa dampak positif dan manfaat bagi masyarakat luas berkait nilai ekonomis lumpur sebagai bahan bangunan, ke depannya rasanya bisa menjadi alternatif bagaimana pembuangan lumpur dilakukan. Artinya, tidak perlu harus diperdebatan akan dibuang ke mana, tapi cukup dimanfaatkan saja.

Kualitas Cukup Kuat
Dihubungi terpisah Ir Totok Noerwasito, dosen Jurusan Arsitektur ITS yang telah melakukan pembuatan bata dan paving block, dari hasil uji coba yang dilakukan dalam skala laboratorium, sangat mungkin lumpur Lapindo itu dimanfaatkan untuk bata dan paving block, karena sudah cukup kuat jika dibadng dengan kekuatan maksimal bahan seperti bata pada umumnya, dan itu berarti bisa didayagunakan.

Diungkapkan Totok, bata dan paving block yang telah dibuatnya itu memang tidak murni atau seratus persen lumpur Lapindo, tapi telah ditambah kapur dan semen dengan perbandingan prosentase lumpur 85 persen, kapur dan semen masing-masing berkisar antara 5-10 persen.

”Saya telah mencoba tidak menggunakan bahan lain, karena memang sejak awal terpikir bagaimana memaksimalkan dan mengoptimalkan pemanfaatan lumpur Lapindo sehingga tidak menimbulkan masalah,” katanya.

Dijelaskannya, meski ditambah dengan bahan semen dan kapur, tapi biayanya tetap lebih murah, karena memang tidak memerlukan proses pembakaran dalam pembuatannya, tidak seperti pada pembuatan bata umumnya. ”Mudah-mudahan langkah pertama ini dapat memberikan gambaran tentang bagaimana memanfaatkan lumpur Lapindo,” katanya. (Humas/rif)

Berita Terkait