ITS News

Sabtu, 28 September 2024
15 Oktober 2006, 12:10

Mahasiswa Bergairah Sambut Pemilihan Rektor

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

“Sejak Kamis sore tujuh ribu surat suara yang diberikan panitia kepada BEM telah habis, karena itu hari ini kami mengajukan permohonan permintaan surat suara lagi kepada Pilcarek,” kata Presiden BEM ITS Detak Yan Pratama, Jumat (13/10) siang.

Dikatakannya, antusiasme para mahasiswa berkait dengan telah diakomodasinya kepentingan mahasiswa mulai dari pembobotan suara, upaya melakukan pemantauan atau mengikuti jalannya proses Pilcarek, hingga diizinkannya mengundang lima calon dalam debat terbuka yang telah dijadwalkan seusai Idul Fitri.

“Agenda BEM sekarang selain memantau proses penjaringan di masing-masing himpunan atau distrik, juga sedang menyiapkan rencana debat terbuka setelah Lebaran,” katanya.

Ditanya tentang ke mana arah suara mahasiswa ditujukan. Detak tidak bisa menjelaskan, karena memang mahasiswa punya pilihan sendiri-sendiri. ”Kami berharap mereka akan memilih sesuai dengan apa yang telah diprogramkan oleh para kandidat baik dalam acara temu kenal maupun informasi yang telah dikeluarkan panitia melalui Berita ITS edisi khusus Pilcarek. Kami telah menempelkan informasi itu ditiap-tiap distrik lokasi pemungutan suara,” katanya.

Seperti diketahui, Senat ITS telah sepakat untuk memberikan bobot sebesar dua untuk mahasiswa dan karyawan, sedang untuk suara dosen diberi bobot lima. Bobot itu untuk mengalikan hasil jumlah suara sah yang dibagi populasi pemilih setiap kelompok. Populasi dihitung dari jumlah karyawan dan dosen yang mempunyai nomor induk pegawai dan mahasiswa yang terdaftar untuk semester ini.

Wakil Ketua Pilcarek ITS, Ir Sritomo Wignjosoebroto M.Sc mengatakan, meski secara politis suara mahasiswa tidak berpengaruh signifikan, tapi bisa menciptakan opini yang sungguh sangat signifikan. ”Besarnya bobot suara mahasiswa sebesar dua dan sama dengan suara karyawan, cukup meningkatkanposisi tawar mahasiswa. Kami tahu mahasiswa tidak lagi mau diposisikan sebagai ’pembangkang’ dan ’pecundang’ seperti yang selama ini dirasakan. Sudah saatnya bagi mahasiswa untuk bangkit dan berani menggunakan haknya, setelah sekian lama dituntut kewajibannya,” katanya.

Karena itu, kata Sritomo menambahkan, semua calon rektor harus benar-benar arif dan bijak untuk memperhatikan dan mengakomodasi kehendak mahasiswa, terlebih ada dua momen politis penting yang harus dihadapi di periode jabatan 2007-2011, yani Pilgub pada 2008 dan Pemilu dan Pilpres pada tahun 2009.

”Di dua agenda besar itu ’politisasi’ kampus pasti akan menaikkan adrenalin rektor dan Pembantu Rektor III. Selain itu isu ITS BHMN yang bagi mahasiswa tetap dipersepsikan sebagai ’komersialisasi’ perguruan tinggi,” katanya. (Humas/rif)

Berita Terkait