ITS News

Sabtu, 28 September 2024
15 Oktober 2006, 11:10

Tandai Pembukaan PPJJ, Mendiknas Telekonfrensi dengan Rektor ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Demikian disampaikan Mendiknas menjawab pertanyaan Rektor ITS Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA dalam acara telekonfrensi antara Rektor ITS dan Direktur PENS di Surabaya dengan Mendiknas di SMK Negeri 2 Bandar Lampung, Sabtu (14/10) pagi, dalam rangka menandai pembukaan Program Pendidikan Jarak Jauh (PPJJ) yang berbasisi pada teknologi informasi dan komunikasi atau Information and Communication Technology (ICT).

Dalam telekonfrensi itu Nuh memang bertanya tentang apa bedannya antara program pendidikan jarak jauh dengan perguruan tinggi yang membuka kelas jauh serta bagaimana pemerintah  dalam hal ini Depdiknas, mempunyai kebijakan terhadap keduanya? Mendiknas menegaskan, keduanya punya pengertian berbeda. ”Kalau belajar jarak jauh yang berbasisi pada teknologi informasi merupakan amanat undang-undang. Ini akan dijalankan terus mengingat wilayah Indonesia yang sangat luas dengan kondisi geografis dan budaya berbeda,” katanya.

Sementara, Mendiknas menambahkan, kelas jauh yang selama ini dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi akan dilakukan penertiban dan diperketat penyelenggarannya, karena ada kelas-kelas jauh yang sangat berbeda dengan tempat asalnya. ”Kita akan melakukan penertiban untuk itu, karena idealnya kelas jauh dibuka harus sesuai dengan tempat asalnya atau pusat dimana perguruan tinggi itu beroperasi,” katanya.

Selain dengan Rektor dan Direktur PENS ITS, telekonfrensi itu juga dilakukan dengan Politeknik Negeri Lampung, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Guru Teknik (P3GT) Malang, serta Kantor Depdiknas di Senayan, Jakarta.

6 Ribu Operator Komputer

Dalam penjelasannya Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Depdiknas, Gatot Hari Prawiro, yang dalam telekonfrensi itu berada di Jakarta menyampaikan penjelasannya tentang PPJJ. Menurutnya program ini merupakan realisasi dari rencana penyiapan tenaga operator komputer di beberapa daerah untuk menunjang penyelenggaraan PPJJ.

Sementara Ketua PPJJ PENS ITS, Edi Satrianto S.Si, M.Si mengatakan, program ini berbasis pada e-learning, telekonfrensi, dan media interaktif. ”Pada angkatan pertama kami telah menerima sebanyak 195 mahasiswa dari tujuh sister diantaranya berasal dari Lamongan, Madiun, Blitar, Kediri, Sidoarjo. PENS ITS dalam hal ini dijadikan sebagai ICT Center sedang beberapa kota dan kabupaten yang selama ini sudah menjalin hubungan dengan program community collage dijadikan sebagi sister,” katanya.

Dikatakan Edi, Program ini merupaka sebuah terobosan dalam rangka meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) masyarakat yang terlibat dalam pendidikan tinggi. ”Pemerintah memang telah berencana untuk meningkatkan APK dari 15 persen menjadi 20 persen. Salah satu caranya melalui PPJJ, karena melalui program ini akan diperoleh pendidikan yang murah,” katanya.

Rektor ITS, Prof Dr Mohammad Nuh DEA mengatakan, PPJJ merupakan sebuah lompatan luar biasa dalam dunia pendidikan kita yang semula berbasis on side di tempat kini on line. ”Kalau basisnya on side para peserta didiknya terbatas, modal infrastrukturnya juga cukup besar dan mahal, maka melalui on line pesertanya tidak terbatas dan biaya murah. Hanya yang perlu dipikirkan dalam program ini adalah aspek jaminan kualitasnya,” katanya. (Humas/rif)

Berita Terkait