ITS News

Kamis, 21 November 2024
01 November 2006, 13:11

Agenda Pilcarek Diundur

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Wakil Ketua Pilcarek ITS, Ir Sritomo Wingnyosoebroto MSc, Selasa (31/10) siang mengatakan bahwa meski beberapa jadwal yang telah diagendakan mengalami penjadwalan ulang atau pengunduran, bukan berarti rencana pelaksanaan pemilihan Rektor ITS Periode 2007-2011 juga akan mengalami penundaan. ”Pengunduran jadwal itu semata-mata mempertimbangkan pada serangkaian kegiatan Dies Natalis ke-46 ITS yang juga memang harus dipersiapkan dan dimeriahkan. Jadwal yang telah disusun ternyata begitu mepet dengan agenda-agenda Dies Natalis, sehingga memang perlu dijadwalkan ulang, itu pun hanya menggeser beberapa hari saja,” katanya.

Sritomo memberi kepastian, meski agenda lain mengalami penjadwalan ulang, tapi untuk penentuan calon rektor dari lima nama menjadi ketiga tetap akan dilakukan pada 17 November. Demikian juga dengan jadwal penyampaian visi-misi dan program kerja kelima calon, akan dilakukan dua hari sebelum pemilihan oleh senat atau pada 15 November mendatang.

”Setahu kami, rencana pengunduran agenda pertemuan antara kelima Calon Rektor dengan Senat Harian atau Pimpinan ITS berkait dengan pemberian masukan tentang apa yang sudah, sedang dan akan dilakukan ITS, karena pada waktu yang bersamaan ada kegiatan lain yang lebih mendesak,” katanya.

Dihubungi terpisah, Presiden BEM ITS, Detak Yan Pratama juga mengungkapkan bahwa diundurnya acara debat terbuka dengan lima calon rektor ITS, yang semula dijadwalkan pada 9 November mendatang dan diundur pada 13 November, semata karena mepet-nya jadwal itu dengan kegiatan-kegiatan Dies Natalis dan adanya calon yang berhalangan hadir pada tanggal itu. ”Atas berbagai pertimbangan, akhirnya BEM memutuskan untuk mengundurkan jadwal semula, apalagi mahasiswa jauh hari sebelumnya juga telah mengagendakan kegiatan donor darah pada tanggal 9 November itu,” ungkapnya.

Detak yakin, dengan ditundanya acara debat terbuka tersebut tidak akan mengurangi minat para mahasiswa untuk hadir. ”Saya justru berpikiran positif dengan ditundanya kegiatan ini, mahasiswa dan juga civitas akademika ITS yang lain akan lebih fokus untuk mengikuti acara debat terbuka, karena tidak lagi disibukkan dengan serangkaian agenda Dies Natalis,” katanya.

Suara Senat?
Sementara itu, Sritomo ketika ditanya tentang aturan pemungutan suara di tingkat senat pada 17 November mendatang belum bisa memastikan aturan detailnya. Karena memang baru akan ditentukan pada rapat senat yang akan digelar Rabu, 8 November 2006 mendatang.

”Hingga saat ini panitia memang belum menentukan tata cara dan aturan dalam pemilihan yang akan dilakukan senat, apakah berjalan one man, one vote dan one value, atau masing-masing anggota senat berhak mengurutkan tiga nama dari lima nama yang akan dipilih dengan penilaian bobot tertentu dari urutan yang ada, seperti pada pemilihan empat tahun lalu,” katanya.

Sritomo hanya menyampaikan gambaran bahwa dalam suara senat yang akan memilih tiga nama dari lima calon rektor yang sudah lolos dalam penjaringan tersebut terdapat tiga klaster. Pertama, suara atau pemilih yang berasal dari anggota senat harian diamana anggotanya adalah rektor dan para pembantu rektor, dekan, serta ketua lembaga. Kedua, suara dari para guru besar, dimana mereka punya independensi yang sangat tinggi dan tidak mudah untuk dipengaruhi, dan ketiga suara dari wakil jurusan. “Yang terakhir ini juga independen dan tidak terpengaruh dengan dekan sebagai atasanya, tapi mereka membawa kepentingan jurusan yang diwakilinya,” paparnya.

Dengan fakta itu, kata Sritomo menjelaskan, tidak mudah untuk melakukan hitung-hitungan atau kalkulasi suara dari para anggota senat dalam penentuan tiga nama dari lima calon rektor yang telah lolos dalam tahap penjaringan. “Karena itu meski terlihat adem ayem, sesungguhnya masih sangat menarik untuk diikuti dan diamati,” katanya.

Sritomo menjelaskan, proses penjaringan yang jelas-jelas memberikan opini bagi incumbent untuk berada di atas angin, tidaklah serta merta menghentikan proses pemilihan dan memaksa Senat ITS secara aklamasi menunjuk Prof Mohammad Nuh, DEA untuk melanjutkan mandatnya satu periode lagi. “Proses penjaringan hanya memberikan beberapa nominasi nama, selanjutnya dilakukan pemilihan oleh seluruh anggota senat.  Di sini suara anggota senat memiliki nilai (value) sama, tidak peduli dari unsur mana mereka berasal,” katanya.

Sebagai panitia Pilcarek, katanya menembahkan, ibarat promotor pertandingan tinju dalam mempertahankan gelar, maka juara bertahan perlu dicarikan lawan tanding yang seimbang oleh panitia.  “Alasannya, bukan hanya untuk menjaga pertarungan lebih enak untuk ditonton, tapi juga agar menarik minat penonton untuk datang. Begitulah kira-kira situasi yang kini dihadapi panitia Pilcarek.  Sebuah amanah yang sulit untuk dijalankan,” katanya.

Karena di satu sisi, Sritomo menjelaskan, ada kemungkinan proses akan berlangsung hambar tanpa greget, manakala tidak mampu menghasilkan calon rektor dalam jumlah dan kualitas yang seimbang. Dan disisi lain salah urus akan bisa membawa ke ranah konflik akibat banyaknya muatan kepentingan yang terkait sebagai konsekuensi manakala terjadi  peralihan kekuasaan dan jabatan. (Humas/ftr)

Berita Terkait