Infotainment, sejujurnya merupakan ranah abu-abu dalam dunia jurnalistik. Tidak hanya menampilkan berita yang sudah terjadi, bahkan sesuatu yang masih jadi rerasan pun pada ranah infotainment dapat menjadi berita besar yang menjanjikan, itulah gosip.
Sebuah artikel di harian Kompas sempat mengupas tentang masalah keberadaan infotainment dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial para pirsawan yang menikmatinya. Sang penulis menghitung, tidak kurang dari puluhan tayangan infotainment yang membombardir kesadaran kita dalam satu harinya. Jumlah ini mencoba mengatakan bahwa saat ini infotainment sudah sama pentingnya dengan tayangan berita hard news yang lazim tayang. Tidak mau kalah, beberapa infotainment memiliki konsep tiga kali waktu tayang dalam sehari, layaknya minum obat.
Begitu kuatnya infotainment bisa jadi merupakan alat pembentuk opini publik yang luar biasa. Dari seorang sosialita yang diliputi kemewahan, infotainment dapat merubahnya menjadi seorang penyakitan yang menjadi gunjingan masyarakat. Dengan kekuatannya juga infotainment dapat merubah seorang narapidana menjadi tokoh yang dipuja. Begitu besarnya kekuatan infotanment!
Sebut saja dalam kasus pertama adalah orang-orang seperti pemain sinetron muda Revaldo yang terjerat kasus narkoba, atau artis cantik Lidya Pratiwi yang terkait kasus pembunuhan berencana. Tidak kalah, aktor gaek Roy Marten juga menjadi sorotan infotainment saat terjerat kasus kepemilikan narkoba. Bahkan seorang pengamat politik seperti Eep Saefulloh Fata menajdi tidak berkutik di depan infotainment yang membongkar perselingkuhannya dengan presenter Metro TV, Sandrina Malakiano. Mereka adalah para sosialita yang akirnya dipojokkan oleh pemberitaan infotainment.
Sumanto, Tommy Soeharto, dan Zarima berada di kelompok yang berlawanan. Mereka adalah orang-orang yang memetik buah manis dari infotainment. Tayangan infotainment yang intensif membuat mereka saat ini berada di atas awan. Nasib yang seharusnya membawa mereka pada status mantan tahanan ternyata malah menjadikan mereka sebagai bagian dari kehidupan kaum selebritis. Kabar terkhir yang beredar adalah datangnya tawaran bermain film dari seorang sutradara kepada Sumanto.
***
Bagi saya pribadi, crimefotainment adalah sebuah tayangan yang mampu menjadikan seorang pesakitan bui menjadi sosok sosialita yang memiliki kharisma. Para napi ini tentunya memiliki spesifikasi yang dibutuhkan dalam sebuah pemberitaan infotanment, kasus yang bombastis! Wajah mungkin menjadi alternative terakhir, toh Sumanto tetap sering diundang dalam acara reality show dan program-program hiburan live pasca pembebasannya.
Disini crimefotainment menjadi sangat menarik untuk diperbincangkan. Tingginya rating terhadap tayangan seperti ini menjadi bukti bahwa masyarakat sangat menggemari jenis tayangan seperi ini. Masyarakat kita nampaknya adalah masyarakat yang mampu menemukan keindahan dalam sebuah kejahatan, atau mungkin kejahatan menjadi sebuah olok-olok sarkatis yang popular? Bisa jadi hingga saat ini kejahatan menjadi idola. Malahan tayangan-tayangan reality show yang berbau kejahatan menjadi semakin variatif. Ya, saat ini kejahatan bukan lagi sesosok momok yang harus ditakuti, kejahatan bisa jadi merupakan sebuah bentuk hiburan yang ditunggu oleh masyarakat.
Kedengarannya aneh memang, tapi benar, kita adalah masyarakat yang senang terhadap sesuatu yang jahat. Bukan begitu mas Sumanto?
Ayos Purwoaji
Mahasiswa Despro ITS
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi