ITS News

Sabtu, 28 September 2024
20 November 2006, 16:11

Konferensi Linux Dihadiri Komunitas Se-Indonesia

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Berlangsung di Auditorium Pascasarjana Sebatu (18/11) kemarin , konferensi nasional pertama tentang Linux ini merupakan hasil kerjasama ITS dengan Komintas Pengguna Linux Indonesia (KPLI), Kelompok Linuk Arek Surabaya (KLAS), Hi-Tech Mall, Depkominfo dan situs SuaraSurabaya.net.

Para pengguna Linux yang datang bukan hanya dari Surabaya, tapi juga dari berbagai daerah di Indonesia, antara lain perwakilan KPLI dari luar Jawa antara lain KPLI Aceh, Bali dan Samarinda.

Berbagai pihak yang terkait dengan pengambangan Linux dan Open Source hadir di acara ini. Dari Departemen Komunikasi dan Informatika, hadir Dirjen Aplikasi Telematika Ir Cahyana Ahmadjayadi Sedangkan pembicara lain yang hadir adalah Rusmanto, pakar Linux dari majalah InfoLinux.

Perkembangan software di Indonesia, terutama Open Source software juga merupakan salah satu topik yang hangta dibicarakan dalam konferensi yang merupakan rangkaian Dies Natalis ke-46 ITS ini.

Dengan adanya acara seperti ini ketua panitia Dies Natalis ITS ke-46, Prof Riyanarto Sarno mengharapkan perkembangan IT di Indonesia semakin maju, terutama dibidang Software. “Saat ini transaksi IT di Indonesia masih didominasi oleh hardware. Sedang software masih 20 persen,” terang guru besar Teknik Informatika ITS ini.

Dengan kritis pakar Perangkat Lunak ini juga menggambarkan kebijakan IT di Indonesia masih sebatas lips service. “Buktinya kalau saya mengajukan pinjaman di bank untuk proyek IT masih ditolak, karena dianggap beresiko tinggi,” terangnya.

Bahas Masalah Komunitas Linux
Salah satu yang menjadi pusat perhatian dalam konferensi ini adalah berbagai masalah yang dihadapi komunitas Linux Indonesia.

Contoh yang dihadapi oleh komunitas Linux ini tidak adanya representasi di tingkat nasional. “Beberapa waktu lalu saya mendapat undangan untuk perwakilan Linux di Indonesia dari Presiden, tapi saya tidak tahu kepada siapa harus diberikan,“ terang Dirjen Aplikasi Telematika Ir Cahyana Ahmadjayadi.

Sementara itu, Rusmanto dari InfoLinux menyatakan bahwa dana memang masih menjadi masalah bagi pengembangan komunitas Linux. “Banyak aktivis Linux yang setelah kerja jarang aktif lagi karena sibuk,” terang pria kelahiran Sragen ini.

Rusmanto mencontohkan komunitas Linux Yogyakarta yang hampir mati suri karena banyak tokohnya yang pindah ke Jakarta untuk bekerja, karena penghasilan di Jakarta jauh lebih besar. Karena itu anggota direksi InfoLinux ini menekankan pentingnya kaderisasi di komunitas Linux.

Selain itu Rusmanto juga menambahkan, pertemuan dengan skala nasional seperti ini harusa sering dilakukan untuk mempererat hubungan antara pengguna Linux se-Indonesia. “Sayang persiapan acara ini terlalu mendadadak, sehingga ketika saya ke beberapa daerah banyak yang belum tahu,” terangnya.(rif/ftr)

Berita Terkait