Dalam wawancara khusus, pembicara utama, Hari Karyadi Oetomo, mengungkapkan yang pertama kali diperhitungkan sebelum proyek berjalan adalah analisa ekonomi. "Analisa ini terkait dengan dengan sumber daya alam yang ada. Untuk itu, sebagai calon engineer harus tahu apa yang namanya Indonesian PSC Economics ini,” jelas pria yang pernah menimba ilmu di Jurusan Teknik Fisika ITS ini.

Tak hanya itu, Senior Reservoir Engineer Superintendent Petrochina ini juga menjelaskan bahwa PSC Economics yang berlaku di Indonesia merupakan salah satu sistem yang terbaik di dunia. Pasalnya sistem ini memiliki berbagai kelebihan.

“Sedikitnya ada empat sebab yang menjadikan sistem ini nomor satu di dunia. Diantaranya, modelnya sangat fair (sportif, red). Akibatnya banyak disenangi oleh investor, utamanya investor asing, kemudian tidak ada pihak yang dirugikan. Dan yang terakhir simple,” kata pria lulusan University of Tulsa, Oklahoma.

Memang dalam dunia perminyakan tak asing dengan Production Sharing Contract (PSC) Economics. Sebab, hal ini menjadi salah satu unsur signifikan di bidang perminyakan. Namun bagi mahasiswa, materi PSC Economics masih dianggap asing, bahkan oleh mahasiswa yang menekuni bidang perminyakan. Karena hal ini merupakan soft skiil yang tak didapatkan dalam materi perkuliahan.

Kenyataan ini dipertegas oleh ketua panitia acara, Septa Erik Prabawa. “Jelas acara ini
sangat diperlukan banget oleh mahasiswa. Soalnya materi ini nggak ada di kuliah,” kata mahasiswa yang akrab disapa Erik ini.

Acara yang digelar selama dua hari ini, meliputi pengenalan materi dan simulasi singkat berupa soal perhitungan ekonomi untuk dipecahkan secara individu. Pengenalan materi secara rinci dengan menjelaskan istilah Indonesian PSC Economics ternyata membutuhkan waktu yang tak singkat. “Biasanya short course seperti ini diadakan sampai lima hari. Yang bikin lama adalah pengenalan istilah-istilahnya,” pungkas Erik. (han/th@)