ITS News

Kamis, 14 November 2024
01 Desember 2006, 07:12

Pahlawan tak terlihat

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Itulah sebagian kecil fenomena dalam kerasnya kehidupan jalanan. Sebuah perubahan atau tepatnya pengedukasian telah terjadi. Sebuah layar baru kehidupan jalanan sedikit demi sedikit terbuka, layar yang akan diisi oleh mimpi para penghuni jalanan yang dulu hanya merupakan angan. Mereka telah menemukan atau dan ditemukan oleh “Proyektor” yang akan membuka layar lebih lebar lagi. Setelah itu mereka akan mengisi lembaran-lembaran jalanan yang akan melengkapi sebuah keindahan suatu kompleksitas bangsa.

Anak jalanan adalah salah satu elemen pelaku kehidupan jalanan itu sendiri. Terlepas dari menguntungkan atau merugikannya sebuah kehidupan jalanan, anak jalanan sebagai pelaku terbanyak—di samping yang beranjak dewasa—merupakan faktor yang paling menentukan karakteristik jalanan tersebut.

Di beberapa negara Eropa, kehidupan jalanan sangatlah dihargai dan dihormati. Mereka diperhatikan oleh pemerintahannya dengan diberikannya kebebasan untuk mencurahkan keterampilan, bakat, dan kemampuan mereka di jalanan. Sebagai contoh kota Venesia, Italia, selain dikenal sebagai kota air karenanya sebagian besar kotanya dipenuhi sungai kecil dan kanal-kanal, kota ini juga mempunyai kehidupan jalanan yang menakjubkan. Dari mulai pemusik, pelukis sampai ke semir sepatu ada di jalanan. Tidak salah jika kehidupan jalanan menjadi ikon sebagai sebuah nilai tambah kota tersebut.

Lain hal dengan Indonesia. Kehidupan jalanan dianggap momok yang mesti dibumi hanguskan dari jalanan itu sendiri. Pengecualian mungkin di Yoyakarta yang kehidupannya lebih tertata—walau tidak semua—dan lebih mendapat tempat sebagai aset kekhasan kota tersebut. Realitanya memang seperti itu. Kehidupan jalanan Indonesia sangatlah buruk sekali. Mulai dari berjubelnya pengemis, semrautnya pengamen, sampai tidak teraturnya penjaja koran. Jumlah “penghuni” jalanan yang semakin meningkat, munculnya premanisme, dan berujung pada tindak kejahatan. Semua itu melengkapi buruknya “manajemen jalanan kita”.

Selama ini yang lebih banyak terjadi adalah bagaimana cara meniadakan mereka, membuat mereka hilang dari jalanan kota, membersihkan jalanan kota dari penghuni-penghuni yang merusak pengelihatan. Kita belum, bahkan mugking tidak berpikir bagaimana membuat mereka lebih tertata di jalanan, bagaimana mengubah hidup mereka lebih berkualitas di jalanan, dan lebih jauh lagi bagaimana menciptakan anak-anak jalanan mampu menghasilkan sesuatu sebagai aset bangsa yang besar.

Pahlawan yang Tak Dikenal

Segelintir saja orang yang ikhlas terjun aktif ke tengah-tengah jalanan untuk mengetahui kejamnya kehidupan jalanan. Tapi lebih sedikit lagi orang yang peduli, tidak hanya mengamati untuk kepentingan individu mereka, kecil sekali bahkan bisa dihitung dengan jari orang-orang yang memikirkan kehidupan jalanan, berkontribusi untuk mereka (baca:anak jalanan), mengedukasi meereka, sampai membuat mereka menjadi penghuni jalanan berkualitas.

Kali ini kita tidak akan mempermasalahkan tentang output dari gemblengan anak jalanan tersebut. Apakah mereka tetap di jalanan membentuk kehidupan yang berkualitas atau mengubah mereka menjadi manusia berguna yang tidak lagi menempati lingkungan jalanan. Point terpentingnya adalah mereka-mereka yang telah mengubah kualitas kehidupan para anak jalanan, mereka yang rela mengorbankan harta, raga, dan masanya untuk tidak melihat miris dan pilunya kehidupan jalanan kita, mereka yang telah memunculkan dan mengembangkan potensi-potensi yang ada di jalanan, dan mereka yang alih-alih tak terlihat, sebenarnya secara langsung turut mencerdaskan bangsa ini.

Apa yang mereka—dalam hal ini guru jalanan kalau boleh saya menyebut– lakukan tak ubahnya seperti seorang pengajar di sekolah. Bedanya, mereka yang mencari murid, mereka yang proaktif memberikan ilmu, keterampilan, dan pengalaman mereka untuk ditularkan pada anak-anak jalanan. Alasan mereka memilih anak-anak jalanan karena anak-nak ini adalah generasi muda yang penuh dengan harapan dan masih mempunyai semangat yang tinggi. Walaupun sudah ada lembaga yang mengurusi tentang anak-anak jalanan, kita tak dapat memungkiri bahwa peran seorang Guru Jalanan ini sangtalah istimewa. Mereka melakukan itu semua tidak untuk meraih keuntungan ataupun menjadi terkenal, toh buktinya kita juga tidak begitu mengenal siapa-siapa saja mereka. Dengan dana dan waktu luang serta kemauan ekstra, tanpa mengharapkan suatu apapun, Guru Jalanan tetap memiliki semangat untuk mencurahkan segala kemampuan yang dia miliki demi keinginan melihat para anak jalanan memiliki sebuah harapan untuk maju, memiliki perasaan bahwa mereka(baca:anak jalanan) juga punya potensi, memiliki keyakinan bahwa mereka juga bisa berkarya, dan memiliki asa untuk lebih berguna lagi bagi bangsanya.

Maka, Sangatlah pantas jika para Guru Jalanan ini kita sebut sebagai Pahlawan. Sedikit demisedikit mereka turut memecahkan permasalahan bangsa kita. Secara tidak kita sadari merekalah orang-orang yang tidak mencari popularitas dalam berkontribusi. Dan bukan tidak mungkin secara mengejutkan kita akan melihat populasi anak jalanan yang berkualitas dan yang mempunyaio visi. Merekalah seorang pahlawan yang tak terlihat.

Perubahan yang Diharapkan

Suatu pelajaran dapat diterima oleh murid dari seorang guru jika terjalin hubungan yang baik diantara keduannya dalam lingkup pengajaran itu. Inilah yang terjadi pada anak jalanan yang selalu haus, selalu ingin mencoba hal-hal baru seperti juga anak-anak yang lain. Kemauan kuat mereka untuk berubah ke arah yang lebih baik ditambah semangat seorang Guru Jalanan tadi, maka diharapkan sebuah perubahan berupa hasil yang optimal, terutama bagi komuniutas anak jalanan itu sendiri.

Kelak kita menginginkan jalanan perkotaan tidak lagi semraut dengan pengemis, gelandangan, dan anak-anak jalanan yang tidak karuan. Kita mengharapkan jalanan terlihat apik tetapi juga tidak mengucilkan para “penghuninya”. Harus ada yang mengelola para pengemis, gelandangan dan anak-anak jalanan tersebut. Kita masih butuh ribuan guru jalanan seperti yang sudah ada demi memperbaiki citra bangsa yang besar ini.

Sudah saatnya kita memperhatikan mereka, dan lebih baik jika kita seperti mereka. Terima kasih kepada mereka yang telah mengurusi salah satu aset kita. Merekalah pahlawan jalanan kita, pahlawan bagi anak-anak yang ingin mewujudkan asanya dari jalanan. Anak-anak yang akan membuktikan kalau mereka juga berguna bagi bangsanya. Terima kasih Pahlawan yang tak terlihat.

Emal Zain MTB
Mahasiswa Teknik Sipil ITS

Berita Terkait

ITS Media Center > Opini > Pahlawan tak terlihat