Soft skill merupakan kemampuan khusus yang tidak dipelajari di bangku perkuliahan.Diantaranya meliputi social interaction, ketrampilan teknis dan managerial. Kemampuan ini adalah salah satu hal yang harus dimiliki tiap mahasiswa dalam memasuki dunia kerja.

Seperti dalam presentasi Ir Hakim Nasution MEng di seminar Soft skill ‘Kunci Menuju sukses. Hakim memberikan gambaran mengenai persentase kemampuan seorang mahasiswa yang diperoleh dari kampus mereka. ”Berdasarkan data yang saya adopsi dari Havart School of Bisnis, kemampuan dan keterampilan yang diberikan di bangku perkuliahan, 90 persen adalah kemampuan teknis dan sisanya soft skill, " ungkapnya. Padahal, imbuh Hakim, yang nantinya diperlukan untuk menghadapi dunia kerja yaitu hanya sekitar 15 persen kemampuan hard skill. Dari data tersebut, lanjutnya, dapat menarik benang merah bahwa dalam memasuki dunia kerja soft skill-lah yang mempunyai peran yang lebih dominan.

Sedangkan, salah satu contoh soft skill di bidang social interaction, Hadi Fauzan selaku direktur community relation PT HM Sampoerna, menyatakan adalah public relationship. ”Sehebat apapun teknologi yang kita punya tanpa adanya public relation yaitu dengan mempublikasikannya, maka tak akan ada gunanya atau hanya akan dipakai oleh kalangan terbatas saja,” komentar Hadi.

Sukses dengan soft skill
Sementara itu, pembicara lain, Rahman, Dosen jurusan Teknik Industri ITS, menuturkan jika seseorang ingin mencapai kesuksesan, maka harus mau mengubah dirinya. "Karena kesuksesan seseorang tidak tergantung pada lingkungan dimana kita berada tetapi terletak pada diri kita sendiri yang disebut personal soft skill, " katanya.

Rahman juga memberikan kiat  membangun potensi diri dalam mencapai kesuksesan, antara lain menjaga keseimbangan potensi yang meliputi Intelektual, Emotional dan spiritual Quotien, serta belajar dari kegagalan dan interaksi sosial. ”Sebenarnya sukses itu merupakan kesesuaian antara harapan dan kenyataan,"  tandasnya. Menuru Rahman, agar lebih sukses, maka harus meningkatkan kompetensi yang ada. "Entah itu kompetensi organisasi, kompetensi individu, dalam pekerjaan atau peran," paparnya. (m7/th@)