ITS News

Sabtu, 28 September 2024
05 Januari 2007, 17:01

ITS Siap Kembangkan Iptek Pertahanan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan Dephan, Prof Ir Lilik Hendrajaya MSc PhD, Jumat (5/12) siang, saat mengunjungi ITS mengatakan, pendekatan pertahanan saat ini tidak hanya bertumpu pada kekuatan tentara atau militer, tapi juga penguasaan Iptek baik oleh tentara maupun masyarakat. ”Itulah sebabnya kini Dephan terus menjalin dan membangun jejaring dengan beberapa perguruan tinggi untuk bersama-sama mengembangkan Iptek pertahanan,” tandasnya.

Diungkapkan Hendra, konsep dan pengertian pertahanan saat ini punya makna lebih luas, yang berkait dengan berbagai macam bentuk ancaman. Sehingga, keterlibatannya tidak hanya bertumpu pada tentara, tapi semua lapisan masyarakat termasuk perguruan tinggi yang menguasai Iptek dan bisa dikembangkan atau dimanfaatkan untuk mendukung sistem pertahanan. ”Melalui konsep pertahanan ini, maka bagaimana masyarakat berupaya aktif dan bisa tetap survive manakala menghadapi ancaman, dan jika tidak ada ancaman bisa meningkatkan kehidupan yang lebih berkualitas,” kata Lilik yang mantan Rektor ITB periode 1997-2001 ini.

Dijelaskan Hendra pula, konsekuensi dari konsep pertahanan seperti itu, maka Dephan kini mendorong untuk mengembangkan dan menerapkan kemajuan Iptek pertahanan. ”Yang dilakukan Dephan bukan hanya memanfaatkan temuan-temuan Iptek untuk kepentingan pertahanan, tapi juga mencoba melakukan beberapa perubahan terhadap kurikulum di lembaga pendidikan militer atau akademi militer. Para Taruna juga harus mengerti tentang perkembangan-perkembangan Iptek yang bisa menunjang pertahanan,” paparnya.

Kapal Patroli

Sementara itu, Rektor ITS Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA, saat ditanya tentang bentuk realisasi pengembangan Iptek pertahanan yang sudah dilakukan ITS selama ini, mengungkapkan, banyak yang telah disumbangkan ITS kepada Litbang Dephan. Diantaranya, pembangunan simulasi latihan perang berbasisi IT, mengintegrasikan radar udara sipil-militer, pembuatan bahan peledak, pemilihan bahan seragam militer, dan desain kapal patroli. ”Sudah banyak yang dilakukan ITS untuk Litbang Dephan. Ke depan dari hasil pembicaraan tadi juga dipikirkan pula untuk mendesain sekaligus membuat kapal patroli berpeluru kendali berbasisi pulau-pulau kecil untuk kepentingan pertahanan dan menjaga kekayaan laut,” jawabnya.

Konsep detailnya, imbuh Nuh, masih pada tahap awal, tapi rekan-rekan di FTK tadi telah menyatakan kesiapannya untuk melakukan itu. Karena jauh sebelum ini, lanjut Nuh, mereka telah berhasil mendesain kapal patroli cepat, hanya saja baru sampai pada desainnya belum ke prototipenya. ”Nanti ITS akan mencoba untuk merelaisasikannya sampai pada bentuk prototipe kapal patroli itu,” tegasnya.
Nuh juga menjelaskan persoalan pertahanan bangsa terkait erat dengan kemandirian.

Oleh karena itu, kata Nuh, melalui kepedulian ITS terhadap pengembangan Iptek pertahanan ini, diharapkan akan menumbuhkan kemandirian yang tidak lagi bergantung dengan negara lain. “Kita tidak bisa mengatakan kalau pertahanan kita kuat jika masih sangat bergantung segala sesatunya dengan negara lain,” komentarnya.

ITS, kata Rektor menjelaskan, selama ini telah mencoba memberikan beberapa hasil penelitian yang berkait dengan sektor pertahanan kepada TNI AL dan TNI AU. Ke depan jika memang kita sepakat untuk memanfaatkan hasil-hasil penelitian dalam negeri untuk kebutuhan pertahanan, upaya-upaya itu dapat terus ditingkatkan.(humas/th@)

Berita Terkait