ITS News

Minggu, 29 September 2024
26 Januari 2007, 10:01

Sering Naik Komuter, Wahyu Terinspirasi Rancang Interior

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Bagaimana hasilnya? ”Mudah-mudahan mendapat nilai terbaik, karena apa yang saya lakukan benar-benar dari apa yang saya rasakan selama ini ketika menggunakan jasa kereta komuter. Sedikitnya dalam seminggu saya menggunakan tiga hari kereta komuter,” ungkap Wahyu

Mahasiswa kelahiran Semarang, 10 Maret 1984 ini menjelaskan, yang didesainnya memang bukan kereta komuter Sidoarjo-Surabaya, tapi komuter Surabaya-Lamongan. ”Pertimbangannya, karena jarak tempuh Surabaya-Lamongan dan sebaliknya cukup jauh. Sehingga, dibutuhkan desain interior yang membuat orang merasa nyaman menggunakan kereta komuter,” kata Wahyu. Selain itu, jelasnya, penumpang kereta komuter Surabaya-Lamongan lebih beragam. Inilah juga yang merupakan faktor yang menantang Wahyu memberikan yang terbaik bagi bentuk pelayanan yang harusnya dilakukan PT KAI.

Apa yang didesain Wahyu? Cukup banyak dan total jika dibandingkan dengan desain interior kereta komuter yang ada saat ini. Dalam soal pembagian ruang misalnya, Wahyu membaginya menjadi tiga area, masing-masing seat area, stand area, dan disable person. “Pembagian ini saya lakukan dengan mempertimbangkan aspek-aspek keselamatan, kenyamanan dan kebersihan. Selama ini kesan yang muncul, kereta komuter itu tidak nyaman, tidak aman, dan juga tidak bersih,” tegasnya.

Desain yang diusulkan Wahyu terkait penataan penumpang yang selama ini merasa tidak nyaman karena harus berdiri dan bergelantungan dengan berpegangan di atas, sementara mereka yang kebetulan duduk juga merasa tidak nyaman, karena kursi yang didesain tidak memperhitungkan pada anthopometri posisi penumpang. ”Dalam usulan desain saya, penumpang yang berdiri disiapkan tempat duduk yang bersifat menyangga tubuh,. Mereka tetap berdiri tapi tapi tidak merasa cape’ karena memang penyanggahknya dibuat melalui perhitungan anthopometri posisi penumpang. Termasuk jika penumpangnya anak-anak. Cukup dengan memutar tempat penyanggah itu, sudah bisa digunakan untuk anak-anak,” tandasnya.

Demikian juga dengan bagasi yang biasanya diletakkan di atas, dapat diletakkan di bawah kursi yang secara otomatis akan terlipat manakala penumpang berdiri dan bagasi diambil. ”Konsep ini akan lebih mempermudah petugas cleaning service untuk membersihkan kereta dalam waktu singkat, karena kursinya sudah terlipat dengan sendirinya,” papar Wahyu.

Hal lain yang didesain Wahyu adalah soal exhaust fan. Selama ini, imbuhnya, sulit untuk dibersihkan karena menyatu dan berbentuk bulat-bulat. ”Exhaust fan yang saya usulkan adalah hanya dengan menggunakan sistem joining engsel. Sehingga, mudah dibersihkan," tambah mahasiswa yang kala itu mengenakan kemeja hijau muda. Juga terkait soal pintu yang selama ini lebih sering dibuka saat kereta berjalan, lanjutnya, sehingga unsur keselamatan terabaikan. "Saya sarankan diberikan sirkulasi udara dengan memberikan bahan berongga pada bagian bawah pintu, sehingga sirkulasi lancar walau keadaan tertutup,” tutur Wahyu lagi.

Selama ini, kata Wahyu, alasan pengguna kereta komuter membiarkan pintu terbuka saat jalan, karena jika tertutup ruangan dalam kereta api terasa panas. Sehingga, jalan keluarnya dibuka, meski bersiko tinggi terhadap kecelakaan. “Saya berharap beberapa usulan untuk perubahan interior untuk kereta komuter ini bisa direalisasikan penggunananya oleh PT KAI agar kenyamanan, keselamatan dan kebersihan kereta terpenuhi,” pungkasnya menutup wawancara. (humas/th@)

Berita Terkait