ITS News

Minggu, 29 September 2024
16 Februari 2007, 13:02

Ketua RINA: Inovasi Kunci Sukses Industri Maritim

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kuliah tamu yang diadakan di Gedung Rektorat ITS pada Kamis (15/2) ini tidak hanya dihadiri oleh dosen dan mahasiswa ITS tapi juga dari industri perkapalan dan TNI Angkatan Laut. Dalam kuliah tamu ini, Trevor berbagi pengalamannya di dunia industri maritim, baik pembuatan kapal maupun pelabuhan. Trevor juga memperkenalkan organisasi yang dipimpinnya, RINA, yang telah berdiri sejak 1860.

Menurut Trevor, kunci kesuksesan dalam industri maritim adalah inovasi. Yang disebut inovasi oleh Trevor adalah kemampuan untuk menmukan hal yang baru dan mengembangkan penemuan yang sudah ada. Ia menyebut industri maritim ini sebagai industri yang sangat ter-regulasi, artinya banyak sekali peraturan baik untuk menjaga keamanan maupun keramahan lingkungan. Karena itu, inovasi dituntut agar bisa memenuhi standar regulasi tapi tetap menguntungkan.

Desainer dituntut agar inovatif dalam merancang. Apalagi menurut Trevor, kesadaran masyarakat terhadap keamanan ini sangat tinggi. Misalnya pada tahun 2010 mendatang, semua kapal besar harus menggunakan double hull (lambung ganda) untuk meningkatkan keamanan.

Selain itu masalah lingkungan juga harus menjadi perhatian bagi para desainer. Saat ini , menurut Trevor, kapal harus didesain agar ramah lingkungan dan mudah didaur ulang. “Daur ulang dimulai dari meja gambar,” ungkap Trevor menjelaskan pentingnya desain kapal yang ramah lingkungan.

Saat ini menurut chief executive RINA tersebut, industri maritim memasuki masa perkembangan yang pesat. Pesanan kapal memasuki jumlah terbesar yang pernah ada. Dan banyak negara berkembang yang mulai memiliki industri maritim maju, seperti China dan Korea. China sendiri akan meluncurkan kapal tanker pengangkut gas buatan dalam negerinya pada tahun ini.

Salah satu langkah yang ditempuh oleh Inggris untuk meningkatkan kreativitas para mahasiswanya adalah dengan lebih sedikit menerima perkuliahan formal dan lebih banyak memberikan tugas berkelompok. “Dari pengalaman saya, tugas berkelompok ini sangat bermanfat meningkatkan inovasi,” terang Trevor dalam bahasa Inggris.

Sedangkan di Prancis, para mahasiswa banyak mendapat materi di bidang industri maritim langsung dari pihak industri, baik melalui perkuliahan maupun pelatihan. Langkah ini, menurut Trevor, bisa ditiru Indonesai. “Tapi akibatnya akan lebih sedikit dosen yang diperlukan,” canda pria berkaca mata ini yang disambut tawa para dosen yang hadir.

Selain kemampuan inovasi, kebijakan pemerintah dan permodalan juga sangat penting dalam perkembangan industri maritim suatu negara. Ia menyebut perkembangan pelabuhan Dubai sebagai contoh. Dubai, menurut Trevor, telah menjadi pelabuhan yang bisa bersaing dengan pelabuhan besar dunia lainnya. Perkembangan Dubai ini tak lepas dari dukungan pemerintah dan kemampuan menarik tenaga yang inovatif dan handal dari India, Pakistan dan negara lain dengan gaji yang lebih menjanjikan.(rif/ftr)

Berita Terkait