Hampir seluruh mahasiswa berpikiran sama saat mereka menempuh bangku perkuliahan, lulus dan melamar pekerjaan. Dapat memakai jas bagus, berdasi indah serta duduk di kursi yang empuk hampir menjadi impian sehari – hari. Dan dengan jalan duduk di bangku perkuliahan-lah sepertinya impian itu akan terwujud.
Mendapatkan pekerjaan di perusahaan besar sepertinya juga hampir menjadi impian setiap mahasiswa. Bahkan tak jarang instansi – instansi pendidikan menampilkan nama – nama perusahaan besar dimana para lulusannya bekerja. Semakin populer perusahaan yang menerima lulusannya, maka semakin tinggi pula rating instansi pendidikan tersebut. Keberadaan lulusan yang bekerja di suatu perusahaan besar akan menambah “daya jual” instansi pendidikan tersebut.
Diantara kerasnya arus persaingan mencari pekerjaan, muncullah beberapa orang yang mencoba untuk mandiri. Berwirausaha, itulah yang mereka coba lakukan. Bahkan banyak wirausahawan yang muncul dengan semangat bonek, alias bondo nekat. Berbagai masalahpun muncul mengiringi usaha mereka. Mulai dari masalah modal, pemasaran, dan masih banyak lagi kendala yang mereka dapatkan. Selain itu, perhatian kepada mereka juga sedikit.
Perhatian kepada para entrepreneur saat ini sepertinya masih sedikit. Di bangku perkuliahan pun, jiwa – jiwa entrepreneur juga belum banyak dipupuk. Sehingga terkesan kuliah adalah tempat untuk mencari ilmu untuk perkembangan teknologi, dan masih mengesampingkan aspek – aspek kemampuan non akademis. Memang, tak dapat dipungkiri bahwa kampus adalah wahana ilmiah, dengan dipenuhi wacana-wacana perkembangan teknologi, keilimiahan, dan sebagianya. Namun tak hanya itu yang dibutuhkan mahasiswa. Mereka butuh banyak bekal, skill, dan kemampuan untuk dapat terjun di masyarakat. Dan di dunia kampuslah berbagai macam ilmu tersebut bisa diraih.
Kampus ITS, yang berpredikat kampus perjuangan, telah mencetak SDM – SDM yang berkualitas tinggi. Tak sedikit pula melahirkan para entrepreneur – entrepreneur muda yang tangguh dan berdaya saing. Bahkan Raja Kebab yang menjadi Pengusaha Terbaik Asia 2006 versi majalah Business Week International adalah jebolan ITS. Sudah waktunya entrepreneur tidak dipandang sebelah mata. Sebagai kekuatan ekonomi kerakyatan, entrepreneur hendaknya lebih diperhatikan, terutama oleh kalangan pendidikan tinggi.
Mungkin hal ini bisa dimulai dengan mendatangkan para wirausahawan – wirausahawan yang sudah berhasil di bangku perkuliahan. Menggali dan mencari banyak ilmu dari mereka. Kemampuan non akademis inilah yang dibutuhkan para calon entrepeneur di masa yang akan datang.Saya yakin dengan begitu ketertarikan para mahasiswa akan naik terhadap dunia entrepreneur. Dan ini adalah awal yang baik untuk membangun ekonomi kerakyatan.
Di ITS, geliat keinginan mahasiswa untuk berwirausaha cukup tinggi. Ini terbukti dengan munculnya berbagai usaha di sekitar kampus yang dimotori para mahasiswa. Mulai warung makan, warnet, rental, toko, dan lainnya. Sebagai “orang tua kedua”, semoga ITS bisa membantu perkembangan para entrepreneur – entrepreneur ini. Mungkin tak berbentuk modal, namun bisa dalam bentuk lain, misalnya saja dalam bantuan pembentukan jaringan. Hal itu akan mempermudah perkembangan para entrepreneur ini.
Agak terasa unik memang, jika ada mahasiswa bidang teknik akan bergelut dengan dunia masak – memasak, dan bisa jadi itu akan menjadi mata pencahariannya.Itulah realita kehidupan. Salah satu episode kehidupan seorang anak manusia yang sedang menjemput rizkinya.
Semoga para mahasiswa tidak hanya berperan sebagai “tamu” di universitasnya, yang datang dan kemudian pergi.Ada ikatan batin antara keduanya. Semoga dalam diri mahaiswa selalu ada rasa kebanggaan menjadi anak serta ada perhatian dari “sang ibu” kepada anaknya.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu”. (Q.S An Nisa 29).
Marji Wegoyono
Jurnalist ITS Online
Mahasiswa D3 Computer Control
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi