ITS News

Sabtu, 28 September 2024
02 April 2007, 09:04

Workshop Keprofesian Ala JMMI

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sabtu (31/3) kemarin, JMMI menggelar Seminar dan Lokakarya Keprofesian Mahasiswa. Acara ini menunjukkan Kepedulian JMMI terhadap jamaahnya walau yang sudah lulus sekalipun. Isu penurunan kualitas keislaman seorang mahasiswa saat lulus menjadi salah satu alasan JMMI melalui Divisi Muslim Research Center-nya mengadakan acara ini.

"Biasanya Mahasiswa itu saat lulus, kualitas pribadi muslimnya mengalami decline," ungkap Arief Mustain, pembicara utama. Hal itu disebabkan saat memilih pekerjaan, niat beramal di jalan Allah tidak disertakan. Menurutnya, niat beramal tersebut cukup penting, karena setiap pribadi muslim adalah bagian yang tidak terlepaskan dari ummat muslim keseluruhan.

"Jadikan setiap profesi yang kita pilih adalah ladang amal bagi kita. Jadikan ini mizan (pertimbangan, Red) utama dalam memilih, bukan nilai duitnya," tegas ketua PT.Telkom divisi regional Makassar ini.

Tentunya niat seperti ini tidaklah cukup dalam dunia keprofesian. Perusahaan-perusahan besar seperti Telkom, menurutnya, akan mencari para professional dengan memantau bakat tiap karyawannya. "Untuk memilih profesional, Perusahaan tentunya tidak mengambil dari pinggir jalan. Tetapi mempersiapkannya" ungkap mantan ketua umum JMMI periode II ini.

Cara pemantauan bakat sebuah perusahan adalah dengan penugasan pada karyawan. Penugasannya berupa pemberian proyek. Jika proyeknya berhasil, maka orang itu mendapat indikasi baik untuk melejit secara karir di sana. Saat itu, kredibilitas dan reputasi seseorang dipertaruhkan. "Jika gagal, berarti reputasinya tidak bisa diandalkan," tambah alumnus Teknik Fisika ITS ini.

Selain dengan pemantauan bakat, penilaian karyawan juga bisa dimulai saat pertama kali masuk. Yaitu saat tes lowongan kerja. Banyak kriteria yang dipersyaratkan, namun yang paling utama adalah kejujuran. Kejujuran ini biasanya dinilai saat Wawancara. "Ungkapkan dan serahkan berkas apa adanya. Kalau saja ketahuan tidak jujur dalam wawancara, sebagus apapun hasil tes lainnya perusahaan tidak akan menerima," jelas Muhammad Aziz sebagai pembicara kedua.

Ia memberi tips lain dalam hal tes psikotes. "Jangan sepelekan tes gambar, karena menunjukkan sikap kesungguhan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan!" ungkap mantan Manager Human Resource Development Regency 21 ini. Menurutnya, kalau dalam tes gambar saja sudah terlihat orang melakukan dengan malas-malasan, hasil tes psikotes lainnya tidak akan dianggap, dan sudah pasti profesi yang diimpikannya hilang.(mac/rif)

Berita Terkait