ITS News

Sabtu, 28 September 2024
12 April 2007, 10:04

Bank Dunia Luncurkan Kajian Pengeluaran Publik

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Bank Dunia bekerja sama dengan ITS, mengadakan Seminar Kajian Pengeluaran Publik 2007. Dalam laporan setebal 209 halaman, Bank Dunia memberi paparan tentang hasil analisa dan penelitian pengeluaran publik yang dilakukan Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia.

Bertempat di Perpustakaan ITS, Rabu (11/4), seminar ini menghadirkan dua pakar ekonomi Bank Dunia. Mereka adalah Bambang Suharmoko dari Indonesia dan F Javier Arza del Granado dari Bolivia. Seminar ini dihadiri sekitar seratus peserta dari kalangan birokrat, LSM dan pendidikan wilayah Jawa Timur.

Di awal presentasinya, Bambang menyampaikan optimisme-nya akan keadaan ekonomi Indonesia yang makin membaik, seiring dengan berkurangnya beban hutang luar negeri dan proses desentralisasi yang sedang berjalan. "Ini memberi pemerintah ruang gerak fiskal lebih besar yang memungkinkan untuk melakukan kebijakan dan pengeluaran publik," paparnya.

Data yang digunakan, imbuh Bambang, berasal dari berbagai sumber. Antara lain, dana APBD dan APBN, data dari Departemen Keuangan serta berbagai hasil survei dan sensus yang telah dilakukan di Indonesia.

Bambang pun mengajukan presentasi tentang tujuh temuan dan tujuh pertanyaan yang dikemukakan Bank Dunia yang berkaitan dengan pengeluaran publik. Temuan itu adalah realisasi pengeluaran di bidang penddidikan, kesehatan dan infrastruktur.

Tujuan pembuatan buku kajian ini, menurut Bambang, untuk membantu pemerintah Indonesia.. “Dengan adanya informasi yang lebih akurat maka pihak pemerintah akan bisa membuat keputusan yang lebih sempurna,” terangnya.

Bahas Anggaran Pendidikan
Salah satu pengeluaran publik yang disoroti terkait pendanaan di bidang pendidikan. Menurut Bank Dunia, pengeluaran di bidang pendidikan di Indonesia sudah meningkat dan bila dibandingkan dengan negara lain rasionya cukup seimbang.

Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengeluaran pendidikan ini. “Saat ini pengeluaran pendidikan masih banyak untuk gaji, padahal di UUD diamanatkan 20 persen anggaran negara digunakan untuk pendidikan dan tidak termasuk komponen gaji,” ungkap Bambang. Selain pendidikan yang sangat penting, pengeluaran di bidang lain seperti kesehatan dan infrastruktur, pun juga harus diperhatikan.

Seminar ini merupakan salah satu bentuk kerjasama yang dilakukan Perpustakaan ITS dan Bank Dunia. Sebelumnya, Perpustakaan ITS juga menjadi tempat untuk Regional Information Outlet (RIO), yang menyediakan materi dan informasi terbaru tentang kegiatan organisasi Internasional di Indonesia. (rif/th@)

Berita Terkait