Sebagai langkah awal dari proyek kerja sama, PREDICT ITS telah menggulirkan program Lab-Based Education (LBE) bagi mahasiswa S2 dan S3 ITS. Program pendidikan berbasis laboratorium yang digagas pada pertengahan 2006 ini lebih mengedepankan proses penelitian bagi mahasiswanya. Dan untuk mensosialisasikan LBE ini, PREDICT ITS menggelar Workshop on Introducing Lab-Based Education, Kamis (10/5), di ruang Teater Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ITS.
Menurut Dr Ir Wirawan DEA, Kepala Laboratorium Multimedia Teknik Elektro ITS, LBE merupakan satu bentuk pembelajaran untuk lebih meningkatkan kegiatan riset bagi para mahasiswa. Sehingga model perkuliahan tidak lagi melulu berbasis kelas tapi sudah terintegrasi dengan sistem laboratorium. "Para mahasiswa dibimbing oleh dosen melakukan kegiatan pembelajarannya di lab. Sehingga dari sana diharapkan aktifitas penelitian ICT dapat ditingkatkan frekuensinya," tutur Wirawan.
Namun LBE ini, imbuh Wirawan, untuk sementara hanya diperuntukkan bagi mahasiswa S2 Teknik Elektro dan Teknik Informatika. Alasannya, karena hanya dua jurusan itulah yang saat ini memiliki program pasca sarjana dan secara spesifik memang mempelajari bidang ICT. "Untuk program studi Sistem Informasi (SI) tidak, karena kita memang belum punya S2 Sistem Informasi," tukasnya.
Tentang kemungkinan diimplementasikannya LBE bagi mahasiswa S1, Dr Ir Achmad Affandi DEA, Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITS, menegaskan bahwa memang ada arah untuk ke sana namun untuk saat ini fokus masih ke mahasiswa S2. "Tahap awal ini merupakan proyek percontohan. Nantinya diharapkan mahasiswa S2 dapat membimbing adik-adik S1 untuk penerapan LBE ini," jelas Affandi.
Meski digagas sejak 2006, tak berarti program LBE ini berjalan tanpa kendala. Mengubah budaya kelas konvensional adalah salah satunya. "Mengubah budaya memang susah, dibutuhkan ketekunan dan kerja keras. Tapi dengan jalinan komunikasi yang intensif antara mahasiswa dan dosen, permasalahan dapat di atasi," ungkap dosen Teknik Elektro ini.
PREDICT ITS yang akan berjalan hingga tahu 2010 ini bukanlah semata-mata proyek penelitian antara Kumamuto University dan ITS saja. Tapi apabila ada perguruan tinggi lain yang ingin bergabung untuk bersama-sama melakukan research maka dengan legawa (rela-red) PREDICT ITS akan menerimanya.
Dan inilah yang menjadi alasan mengapa pada Workshop on Introducing Lab-Based Education ini, ITS juga mengundang beberapa perguruan tinggi di antaranya Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM), IAIN Sunan Ampel Surabaya, Universitas Brawijaya, dan bahkan beberapa wakil universitas dari Jayapura.
Selain itu keberadaan PREDICT ITS ini juga tak lepas dari peran Indonesian Higher Education Network (INHERENT) sebagai sebuah jaringan yang menyatukan perguruan tinggi di Indonesia. Sehingga dengannya, kerja sama riset antar perguran tinggi dapat terjalin dengan baik.
"Kita telah memiliki INHERENT, human resource yang unggul, serta semangat dan motivasi tinggi. Kurang apalagi? Let us enjoy," tutur Prof Dr Tsuyosi Usagawa, Team Leader dari Kumamoto University, memberi semangat kepada para wakil perguruan tinggi yang hadir.(f@y/rif)
Kampus ITS, ITS News — Guna mendukung penggunaan kendaraan listrik atau electrical vehicle (EV) di Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, ITS News — Kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen telah memicu
Kampus ITS, ITS News – Tim MedPhy.Edu Laboratorium Fisika Medis dan Biofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan Fantom
Kampus ITS, Opini — Dengan kemajuan teknologi di era modern ini, media sosial kini telah menjadi bagian integral dalam kehidupan