Sampai Selasa (14/5), belum banyak terlihat tanda-tanda kemeriahan sebuah momen besar di ITS. Sebuah peristiwa pergantian kepemimpinan BEM ITS yang seharusnya menjadi peristiwa yang wajib diketahui oleh seluruh mahasiswa ITS. Sebuah proses suksesi yang menentukan jalannya BEM ITS kedepannya. Lalu, mengapa hal ini bisa terjadi? Mengapa ITS masih sepi-sepi saja?
Pun begitu saat kampanye dialogis atau kampanye lisan yang diadakan di samping Teater A FTI Senin (14/5) lalu. Suasana kampanye yang datar-datar saja dan kurang begitu menarik. Mulai dari kurang bergairahnya cara penyampaian visi misi para kandidat sampai pada pertanyaan-pertanyan yang standar. Ditambah lemasnya para simpatisan dari tiap kandidat untuk memberikan dukungan membuat proses Pemira kali ini kurang begitu menarik untuk terus diikuti.
Saat menemui beberapa TSK ataupun simpatisan yang selalu mengikuti perkembangan pemira terutama calonnya, ada beberapa hal yang menjadi salah satu sebab sepinya Pemira. Kendala yang terjadi pada pihak kandidat adalah permasalahan mengenai salah satu TAP KPU yang menyulitkan para kandidat untuk menyebarkan tools kampanye mereka, dalam hal ini kampanye tulisan. TAP yang dimaksud adalah mengenai selang waktu acc perlengkapan kampanye antara Pukul 18.00 sampai 20.00 WIB yang dirasa sangat sebentar dan pada waktu yang kurang tepat. Belum lagi, ada yang mengatakan bahwa selama ini KPU sulit untuk ditemui.
Menanggapi hal ini, KPU mengatakan waktu yang diberikan sudah cukup proporsional dan KPU selalu ada dalam waktu-waktu tersebut. Dalam pembelaannya, KPU justru menyayangkan pihak calon sendiri yang sampai Senin (14/5) malam baru satu kandidat yang menyerahkan perlengkapan kampanyenya. Bagi KPU, dipilihnya waktu tersebut mengingat beberapa hal lain yang juga harus dilakukan oleh KPU.
Selain itu, kurangnya sosialisasi baik itu Pemira-nya sendiri ataupun publikasi para calon menambah daftar pertanyaan pada KPU. Hal ini wajar untuk dipertanyakan, sebab sampai saat ini hanya ada tempelan-tempelan kecil tentang jadwal kampanye serta daftar calon Presiden. Namun kenapa masih saja ada yang tidak tahu bahwa genderang pemira telah dimulai?
Dalam tanggapannya, permasalahan yang selama ini dihadapi oleh KPU adalah dana yang minim. Hal ini menyebabkan sosialisasi pun kurang berjalan maksimal karena dana juga dipakai untuk hal lain seperti kampanye dan perlengkapan saat hari H nanti. Walaupun belum menyebutkan secara detail, KPU telah memiliki cara lain untuk lebih mensosialisasikan Pemira ini.
Mengingat bahwa suara yang masuk atau jumlah pemilih haruslah mencapai 20% dari seluruh penerima hak suara, maka mau tidak mau sosialisasi wajib untuk ditingkatkan kembali. Tidak perlu menyalahkan siapapun! Semuanya harus sudah berbenah!
Penulis :
Emal Zain MTB
Jurnalis ITS Online
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi