ITS News

Sabtu, 21 Desember 2024
27 Mei 2007, 12:05

Ganti Pengurus, Pilih ‘Nahkoda’ Baru

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Selama lima hari, terhitung sejak Kamis (17-20/5) dan Sabtu (26/5), LDK JMMI ITS menggelar forum pertanggung jawaban kepengurusan peride 2006-2007 sekaligus pemilihan pengurus harian (PH) baru. Berlokasi di dua tempat, yakni Teater B dan C, kegiatan yang dinamakan Majelis Akbar (MA) XVII ini berlangsung ramai. Akhirnya, forum Akbar menetapkan Ahmad Yusuf Ismail, mahasiswa jurusan Teknik Mesin ITS angkatan 2004, menjabat sebagai Ketua Umum (Ketum) baru JMMI periode 2007-2008.

Dalam MA juga disahkan pula tiga belas orang pengurus harian yang baru serta penetapan GBHKdan struktur organisasi. ”Ada beberapa struktur yang berubah, semisal Badan Pengurus Mentoring yang dulu semi otonom sekarang menjadi departemen. Juga tim media yang dulunya berdiri sendiri di bawah Ketum, ke depan akan dibawah koordinasi Humas,” ungkap seorang peserta.

Tercatat, ada enam departemen dan satu tim yakni Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM), Syiar, Departemen Peduli Umat (DPU), Departemen Mentoring, Hubungan Masyarakat (Humas), Keputrian serta Tim Pusat Komunikasi (Puskom).

Tak lepas, dalam menjalankan tugasnya, Ketum juga dibantu Sekretaris Umum (Sekum) dan Bendahara Umum (Bendum). Selain itu, turut ditetapkan pula 10 orang yang menjabat menjadi Dewan Pertimbangan Pengurus (DPP). Dalam acara Akbar ini, diberikan pula berbagai rekomendasi ke depan oleh peserta forum.

Menanggapi hal ini, mantan Sekertaris Umum JMMI periode 2006-2007, Muhammad Yasrif Ananda, memberikan pesan terkait dengan ikatan persaudaraan di sana. ”Ukhuwah akan terbentuk kalau ada persamaan dan teruji ketika ada perbedaan. Dan jadi pemimpin itu harus bersabar karena tidaklah mudah menjalankannya,” pesan mahasiswa jurusan Teknik Informatika angkatan 2003 ini kepada pengurus baru.

Sementara itu, dalam sambutan awal, ketum yang baru terpilih, Ahmad Yusuf Ismail, mengatakan bahwa sesungguhnya amanah yang baru diembannya kini bukanlah amanah biasa. ”Di sini jangan kita jadikan sebagai sarana pembuat dosa, tapi sarana meng-up grade diri. Pekerjaan kita satu tahun ke depan bukanlah hanya menyelesaikan proker (program kerja, red), tapi lebih utama adalah apa yang nantinya kelak akan kita pertanggungjawabkan,” papar mantan Ketua kajian Jurusan As-Shoff Teknik Mesin ini.

Selain sidang dan pengesahan, MA yang dihadiri lebih dari 70 pengurus ini dimeriahkan dengan Bazar Buku, Seminar penulisan dan Bedah Buku ’Ketika Cinta Bertasbih’, FSLDJ Award serta FSLDK Futsal Competition yang diikuti kampus-kampus lain di Surabaya. (th@/rif)

Berita Terkait