ITS News

Sabtu, 28 September 2024
30 Mei 2007, 10:05

Belajar di Jepang, Dibatasi Dua Mahasiswa

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Rektor ITS Prof Priyo Suprobo dan Rektor Universitas Kumamoto Prof Dr Tatsuro Sakimoto meneken memorandum of understanding (MoU). Poin-poin kerja sama di antaranya pengembangan akademik di berbagai bidang pendidikan dan penelitian, penyelenggaraan tukar-menukar guru besar, peneliti, dan mahasiswa.

Kerja sama itu mengatur prosedur pertukaran pelajar, di antaranya durasi tinggal bagi mahasiswa. Setiap tahun ditetapkan maksimal dua mahasiswa. Mereka juga dibebaskan dari biaya-biaya ujian masuk, administrasi, dan uang kuliah. Mahasiswa program pertukaran "hanya" menanggung beban biaya perjalanan, akomodasi, dan kesehatan.

Probo -sapaan Priyo Suprobo-berharap program pertukaran mahasiswa dapat segera terlaksana. "Konsekuensinya, para mahasiswa yang mengikuti pertukaran harus bersiap belajar bahasa pengantar masing-masing negara," tutur Probo. Selain itu, mata kuliah yang ada di ITS dan Universitas Kumamoto seharusnya memiliki kesamaan agar bisa diakreditasi hasil akademiknya.

Prono menjelaskan, hal itu merupakan langkah awal ITS untuk memperoleh pengakuan kelas dunia (international recognition) yang menjadi program kerja saat ini. Kerja sama dengan Universitas Kumamoto sudah dilakukan sejak 2004. Tak heran bila sudah banyak para dosen ITS yang lulus dari perguruan tinggi itu. Kerja sama ini merupakan rangkaian dari kerja sama program PREDICT-ITS (Project for Research and Education Development on ICT in ITS) yang dimulai tahun lalu.

Tatsuro Sakimoto mengatakan, melalui kerja sama ini upaya untuk saling tukar-menukar kepakaran dan kerja sama riset bisa ditingkatkan. "Kerja sama dengan universitas luar sangat penting. Sebab, tanpa kerja sama, universitas tidak akan mampu berkembang. Kami memandang ITS akan bisa menjadi partner yang baik melalui kerja sama ini," ujarnya. (kit)

Berita Terkait