ITS News

Sabtu, 21 Desember 2024
11 Juni 2007, 08:06

Robot G-Rush Sabet Tiga Kategori

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Selain itu, G-Rush menjadi robot pengumpul skor terbanyak dan dinobatkan sebagai robot dengan IT terbaik (selengkapnya lihat grafis).

G-Rush melaju ke final setelah mengalahkan F4LCON (ITS). Q Numb On mengalahkan L4G3 (Universitas Bhayangkara Surabaya). G-Rush maupun Q Numb On sejak awal memang diunggulkan dan diprediksi bertemu di final. Hal itu pun terbukti. Kedua tim mengandalkan tiga robot otomatis dan satu robot manual yang lincah. Robot manual G-Rush bahkan mampu memutar cakram untuk membalik pearl (bulatan) lawan.

Babak final yang disaksikan mantan rektor ITS yang kini menjadi Menkominfo Mohammad Nuh, Dirjen Dikti Satriyo Soemantri Brodjonegoro, dan Konsul Jenderal Jepang di Surabaya Shoji Sato tersebut berlangsung seru. Apalagi, kedua tim membawa suporter fanatik yang selalu mendukung robotnya yang berlaga.

Perang strategi itu berbuntut ketatnya persaingan dalam menguasai Pulau Komodo, objek terdalam pada arena lomba. Satu robot dari masing-masing tim saling bertabrakan ketika berebut menguasai pulau. Akibatnya, kedua tim gagal membentuk konfigurasi victory sebagai bentuk dominasi mereka atas lawan.

"Kami sama-sama memasang satu robot penghalang untuk mencegah lawan membentuk victory," jelas Firdaus Nurdiansyah, pengontrol robot manual G-Rush.

Di antara empat robot otomatis G-Rush yang mengitari lapangan, hanya satu yang mampu memasukkan dua pearl dalam pulau terdalam dan meraih tiga poin. Keberhasilan itulah yang menentukan kemenangan G-Rush atas Q Numb On.

Firdaus mengaku, robot otomatis timnya sempat mengalami gangguan. Namun, begitu bel tanda pertandingan selesai berbunyi, Firdaus langsung menggelar sajadah di tengah lapangan dan bersujud syukur. "Kami jarang mandi untuk bisa menyelesaikan robot dengan baik. Robot kami dinamis dan memiliki sensor warna," ungkap Aditya Airlangga, anggota tim G-Rush.

Sensor warna itulah yang dipuji Dirjen Dikti Satriyo Soemantri Brodjonegoro. Dengan sensor warna tersebut, G-Rush bisa membedakan pearl miliknya dan yang bukan. "Mereka memiliki apa yang tidak dimiliki lawan. Itulah yang bagus," katanya.

Satriyo juga berkomentar mengenai kemungkinan seleksi lokal untuk KRI-KRCI tahun depan. Hal itu dilakukan agar juara tak terus-menerus direbut perguruan tinggi yang sama.

Atas prestasi tersebut, G-Rush berhak memboyong piala Sambawana Praminacara. Tim yang beranggota lima mahasiswa itu bakal mewakili Indonesia dalam ABU Robocon di Hanoi, Vietnam, 26 Agustus mendatang. Kontes internasional tersebut diikuti perguruan tinggi se-Asia Pasifik.

Firdaus menyatakan, timnya akan membenahi lagi kualitas robotnya, terutama pada bagian sensor. Dia optimistis bisa melawan para pesaing dari berbagai negara.

Dominasi PENS-ITS juga terlihat dalam Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI). Mereka meraih lima penghargaan untuk kontes robot yang mewajibkan robot memadamkan api itu.

Menurut Ketua Dewan Juri KRI-KRCI Endra Pitowarno, robot-robot KRCI tahun ini mengalami banyak peningkatan. Dengan kualitas serupa, dia yakin robot cerdas Indonesia mampu menembus kontes internasional yang biasanya diselenggarakan di AS. (ara)

Berita Terkait