ITS News

Jumat, 15 November 2024
13 Juni 2007, 14:06

Rakyat Butuh Sumbangsihmu, Mahasiswa

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Banyak Mahasiswa yang turun ke jalan. Mereka mengaspirasikan suara rakyat untuk “Sesuatu yang lebih baik”. Karena rakyatlah yang paling menderita walaupun pemerintahan telah silih berganti. Tapi BUKAN itu yang diinginkan, rakyat butuh bukti nyata bukan abstrak. Oleh karenanya, rakyat “JENUH” karena hanya dijanjikan sesuatu yang yang tidak tahu kapan terealisasinya dan tak dapat pula dipungkuri jika “janji-janji itu” mulai terbukti tapi sayangnya hanya dibeberapa daerah. Bagaimana dengan daerah yang lain???

Melihat keadaan yang demikian, dan mereka(rakyat) pun mulai merajut kembali keeping-keping harapan yang tadinya hancur berantakan hanya kepada “Mahasiswa” supaya nantinya akan mendatangkan kesejahteraan yang lebih baik.

Tapi, Mahasiswa adalah “MAHASISWA”, orang yang juga memiliki keterbatasan kemampuan bukan MALAIKAT. Karena mahasiswa juga dituntut oleh tuntutan akademik, yang dapat menguras waktu tenaga serta pikiran. Betapa egoisnya, Mahasiswa jika hanya beralasan demikian!!! Bagaimana dengan nasib “saudara” kita yang lain yang menderita dan terus menunggu angin kebijakan pemerintah yang membawa mereka menuju kesejahteraan walaupun hanya sedikit terasa.

Apakah rasa humanisme sudah tidak dimiliki mahasiswa untuk saudaranya??? Bukankah Mahasiswa memiliki “UTANG” yang wajib disaur kepada rakyat??? Karena dari keringat petani, buruh, pedagang, bahkan tukang becak pun kita “Mahasiswa”dapat mengeyam bangku kuliah. Karena berkat “saudara” yang memeberi kita pinjaman yang disetorkan berupa pajak kepada pemerintah dan kita menerimanya dalam bentuk subsidi pendidikan pemerintah.

Apakah kita “Mahasiswa” masih tidak mau mengkuinya??? Masih tertutupkah mata hati kita “Mahasiswa” melihat saudara-saudara kita yang terus mengais-ngais sedikit sisa rejeki yang tercecer di jalan. Sebut saja, nenek tua renta disalah satu pasar induk ibukota yang sedang memungut jejatuhan beras dari pertokoan beras, padahal beras itu, sudah kotor bahkan tidak layak lagi untuk dikonsumsi. Atau penduduk miskin yang harus antre di puskesmas untuk pengobatan gratis bahkan tidak sedikit pula dari mereka yang harus membayar MAHAL untuk sebuah harga kesehatan.

Semoga dengan tulisan ini, dapat menggugah sedikit rasa humanisme “Mahasiswa”. Sehingga mau memikirakan saudaranya karena mereka menunggu kita “Mahasiswa”.

Siti Makkatur Rohmah
Mahasiswa Fisika ITS angkatan 2006

Berita Terkait