ITS News

Sabtu, 21 Desember 2024
02 Juli 2007, 12:07

UAS Outbond Khas Despro

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Desain lekat dengan unsur kreatif. Tim pengajar untuk mata kuliah Kreatifitas program studi Desain Produk (Despro) ITS sangat menyadari hal itu. Untuk kedua kalinya, setelah tahun lalu sukses, konsep UAS outbond kembali diterapkan. Djoko Kuswanto ST, salah satu staff pengajar pada mata kuliah Kreatifitas II, mengatakan pada ITS Online disela-sela UAS, melalui mata kuliah ini mahasiswa diajarkan bahwa kreatifitas adalah unsur nomor satu dalam merancang sesuatu.

”Untuk itu dalam outbond ini, mereka dituntut dapat memahami permasalahan melalui petunjuk-petunjuk yang ada, memahami sosial budaya dan belajar ber-empati. Lalu meng-compile dan menerjemahkan segala yang ditemui tadi menjadi ide,” kata Djoko.

Penerapan konsep outbond dalam UAS, dikatakan Djoko cukup efektif dan sesuai dengan mata kuliah yang dibawakannya. Despro memiliki tiga bidang studi yang mempunyai silabus mata kuliah kreatifitas yang sama, tapi berbeda dalam aplikasi.

”Jika digunakan konsep ujian seperti biasa, mahasiswa pasti akan jenuh. Untuk itu karena mata kuliah kreatifitas maka kami tim pengajar yang terdiri dari sembilan dosen, membuat konsep outbond yang diikuti tiga bidang studi tersebut,” ungkap Djoko.

Dikatakan Anggri Indra Prasti ST, pengajar lainnya dalam mata kuliah ini, dalam UAS ini diikuti seluruh mahasiswa Despro angkatan 2006 dari tiga bidang studi antara lain, Desain Komunikasi Visual, Desain Interior dan Desain Produk. ”Mereka dibagi menjadi tiga group yang dibedakan berdasarkan warna; merah, kuning dan biru. Dari masing-masing grup tersebut terdapat tujuh kelompok dengan komposisi campuran dari ketiga bidang studi,” katanya.

Ujian ini dimulai sejak pukul enam pagi dan berakhir pada pukul sepuluh. Setiap kelompok diharuskan mencapai empat pos yang tersebar dilingkungan kampus ITS dengan memecahkan clue (petunjuk) yang ada. ”Seperti untuk menuju pos perpustakaan, kita memberi petunjuk tempat yang butuh ketenangan,” ujar Angri. Selama outbond ini, ditambahkan Angri, pada masing-masing pos mahasiswa juga dihadapkan dengan pesoalan-persoalan yang harus dipecahkan.

Menambah kesan unik dari UAS ini, dresscode pun diberlakukan. Untuk tahun ini tim dosen menetapkan tema Sparkling Surabaya, yang intinya mahasiswa diwajibkan menampilkan karakter dari kota Surabaya. Tak ayal, tampak dandanan unik mereka mengundang tawa civitas ITS lain yang melintas. Kostum kreatif yang ditampilkan antara lain kostum haji yang ternyata terinspirasi dari daerah wisata religi Sunan Ampel, kostum polisi lalu lintas, pejuang kemerdekaan sampai kostum suporter Bonek lengkap dengan topi dari potongan bola berhiaskan buaya.

Sama sekali tidak terlihat ekspresi tegang dari mahasiswa yang mengikuti UAS ini. Mereka terlihat ceria bahkan saat mengerjakan soal ada juga yang bercanda satu sama lain. Iis, salah satu peserta, mengatakan, UAS ini paling kreatif dan tidak ada duanya di ITS. ”Ini juga mata kuliah paling keren, tidak ada jurusan lain yang punya seperti ini. Tiap minggu perkuliahan kita juga harus memakai dresscode yang berbeda,” kata Iis yang tergabung dalam kelompok berkostum suporter bonek.

Senada dengan rekannya, Olga yang terlihat memakai kostum penjahat bertema residivis penjara Medaeng, mengatakan senang dengan UAS seperti ini. ”Seru sekali, dengan konsep outbond saya juga semakin tahu, ternyata ITS luas sekali,” katanya sambil tersenyum.(asa/rif)

Berita Terkait