Mengusung tema Menyikapi Realita Menggagas Pemikiran Berkualitas, Departemen Sospol BEM ITS menggelar Seminar dan Diskusi IPDN Undercover. Bertempat di gedung Rektorat lantai 3, Sekitar 200 mahasiswa ITS menyimak dengan seksama perjalanan lika-liku dari Inu Kencana Syafiie, sang penulis buku IPDN Undercover.
Menurut pria yang akrab disapa Inu ini, kekerasan yang muncul di IPDN diakibatkan oleh beberapa oknum. “Persoalan di sana, yang salah itu pejabatnya. Makanya saya mengusulkan kepada presiden agar sistem dan orang di IPDN diganti,” ungkap Inu Kencana. Selama ini, lanjut Inu, presiden dinilai terlalu lama menyelesaikan kasus di IPDN. “Saya menuntut presiden karena terlalu lama menyelesaikan, tapi sebelumnya saya sudah konfirmasi beliau,” paparnya.
Sementara, pria yang pernah naik haji pada tahun 1994 dengan uang hanya Rp 10 ribu ini menceritakan perjalanan dirinya menguak kasus IPDN. Walau terganjanl kasus tersebut, dirinya masih mengajar di sana. “Seharusnya saya sudah lama menjadi professor, hanya saja di stop IPDN, juga termasuk gaji sudah lama nggak dibayar. Akhirnya gaji saya dibiayai Diknas,” tandas pria berkacamata ini.
Mengenai mahasiswa, pria kelahiran tahun 1952 ini menyarankan mereka menuliskan perjalanan hidupnya. ”Tulislah perjalanan hidup anda, bikin memori. Saya juga selalu menulisnya. Walaupun dalam keadaan dongkol, tetap saja ditulis, tapi jangan langsung dibaca. Baru besoknya catatan anda silahkan dibaca, itu akan membuat anda lebih nggak emosi dan mencoba mengerjakan yang lebih baik,” saran Inu. (th@/jie)
Kampus ITS, ITS News — Banyaknya persoalan sampah di Indonesia menimbulkan berbagai dilema masyarakat. Oleh karena itu, tim Kuliah
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus mendukung kemajuan teknologi dan pendidikan Indonesia. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Tim riset kendaraan hemat energi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melebarkan sayapnya di kanca
Kampus ITS, ITS News — Kesejahteraan tenaga pendidik, khususnya guru honorer, di Jawa Timur masih membutuhkan perhatian serius. Menyadari pentingnya