Dari kegiatan itu, terkumpul 155 kreasi maba. Karya-karya tersebut ditampilkan di gedung Student Community Center (SCC). Kreasi maba itu beragam. Mulai fotografi, instalasi, hingga computer art.

Ayos Purwoaji, ketua panitia, menyatakan bahwa dalam kegiatan itu, maba dibagi dalam kelompok-kelompok besar dan beranggota 20 orang. Setiap kelompok berhak mendapat satu gerai untuk memajang kreasi. "Gerai dirancang dan dikerjakan sendiri oleh maba," katanya.

Panitia memberi waktu dua minggu untuk mengerjakan proyek ide tersebut. Tidak ada tema khusus yang diberikan. Maba bisa mengeksplorasi sendiri ide-idenya. "Pameran ini juga diharapkan mampu memancing atau mengasah ide-ide baru maba," tambahnya.

Meski dibuat dari bahan sederhana, sejumlah karya yang ditampilkan maba cukup menarik. Misalnya, ada gerai yang menampilkan patung totem dari kardus. Juga, tampak instalasi kursi lilitan bertulisan danger.

Namun, yang paling dominan dalam pameran tersebut adalah karya fotografi dan computer art. Berbagai macam karya seukuran kertas folio terlihat berjajar di pilar-pilar dinding gedung SCC.

Aditya Andhy Prabowo, maba desain produk interior, mengaku bersemangat mengikuti kegiatan tersebut. Menurut dia, kegiatan semacam itu dapat membuat maba terangsang untuk membikin karya-karya baru. "Meski waktunya singkat, kami berusaha menampilkan yang terbaik. Bukan asal-asalan," katanya.

Selain para maba, para kakak tingkat seolah tidak mau ketinggalan. Beberapa di antara mahasiswa senior despro juga menyumbang karya mereka. Di antaranya, karya Indra Permana, mahasiswa angkatan 2005. Dia menampilkan sebuah karya instalasi yang diberi judul Maba Mati Ide.

Dalam karya itu, terdapat sesosok jasad dengan baju putih-hitam tampak tertelungkup. Kepalanya digambarkan sebagai kotak kerupuk, berlubang, dan mengeluarkan bola-bola lampu berwarna. Namun, beberapa bola lampu itu telah pecah. (ara)