ITS News

Jumat, 27 September 2024
09 November 2007, 14:11

Ajak ITS Kaji Sumur Resapan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Menurut Kepala Bappeko, Ir Tri Siswanto, mengatakan banjir tidak bisa dihindarkan dari Surabaya. Dilihat dari topografi Surabaya, sekitar 40 persen wilayah Surabaya berketinggian di bawah permukaan laut. Sehingga, lanjutnya, sangat rentan terjadi banjir, apalagi jika musim pasang tinggi dan curah hujan yang tinggi. ”Sudah bisa dipastikan terjadi banyak genangan, satu-satunya jalan mengeringkan adalah dengan pompa, ” ungkapnya.

Di Surabaya saat ini terdapat 32 rumah pompa. Selain itu, dibangun pula beberapa mechanical screen di saluran drainase utama. Tujuannya adalah agar air yang masuk ke sungai-sungai sudah benar-benar jernih. “Semua sampah sudah tersaring dengan mechanical screen ini,” tandasnya.

Pemkot Surabaya pun membangun sebuah sistem drainase baru dengan model resapan. Sistem ini pertama kali diterapkan di pasar Tambakrejo. Di pasar ini, semua air buangan langsung masuk ke dalam sumur resapan. Di musim kemarau, air dalam resapan ini dapat dipompa kembali untuk fungsi-fungsi lainnya. ”Di musim kemarau bisa berguna untuk menyirami tanaman, bisa dimanfaatkan kembali,” tuturnya.

Sistem ini terbukti berhasil. Sebagai buktinya, sistem resapan di pasar Tambakrejo ini sudah dicontoh oleh beberapa instansi dan perusahaan. Semisal Giant hypermarket, dan Kampus Unesa Ketintang. Keduanya saat ini sudah menerapkan sistem resapan ini.

Melihat peluang alternatif penyelesaian banjir dengan sumur resapan ini, Tri siswanto berharap agar ITS dapat mengkaji lebih detil tentang sumur resapan. ”Teliti kawasan mana saja yang cocok untuk dibangun sumur resapan, karena walau terbukti berhasil, kita tidak bisa coba-coba,” ungkap Tri.

Tri juga menyatakan, selain menerapkan sumur resapan, pemkot juga akan membangun kawasan timur Surabaya sebagai kawasan konservasi. Dalam hal ini, pemkot sudah mendapat dukungan penuh dari pemprov. ”Dari aspek sejarah, kita tidak bisa membuat kawasan utara sebagai kawasan konservasi. Sebab di situ sudah berdiri berbagai macam fungsi budidaya, seperti pelabuhan dan kodikal,” tandasnya.

Acara yang bertajuk Simposium Pengembangan Surabaya Metropolitan Area di Masa Depan, dengan topik Drainase dan Pengendalian Banjir ini digelar jurusan Teknik Sipil, Jumat (9/11). Selain Tri, pembicara lain yang didatangkan yaitu Dr Ir Agus Suharyanto (Teknik sipil Unibraw), Suko Widodo (Dosen Komunikasi FISIP Unair), Ir Djoko Sukalisno K dipl HE, Ir Sri Mulyono (Bina Marga dan Pematusan), serta Joni Hermana (dekan FTSP ITS). (humas/th@)

Berita Terkait