ITS News

Sabtu, 28 September 2024
11 November 2007, 16:11

Perjalanan Setengah Abad Teknik Mesin Untuk Bangsa

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Bercerita mengenai sejarah lahirnya jurusan Teknik Mesin ITS tentu tidak dapat dipisahkan dengan tonggak berdirinya perguruan tinggi teknik tertua di Indonesia Timur, ITS. Konon awal mula berdiri bernama Fakultas Teknik Mesin. Fakultas Teknik Mesin yang juga bersamaan dengan Fakultas Teknik Sipil didirikan oleh Proklamator Indonesia, Ir Soekarno pada tahun 1957. Kedua jurusan inilah yang dijadikan sebagai program studi dasar pertama di ITS.

Berawal dari semangat membangun bangsa, jurusan Teknik Mesin waktu itu bertekad untuk menjadi agen pengembang terciptanya sebuah proses industri di Indonesia. Mengingat hal ini sangat membantu untuk memulai memperbaiki perekonomian bangsa.

“Waktu itu, baru berdiri dua jurusan teknik mesin di Indonesia, di ITS dan ITB. Tentu saja hal ini menjadi kesempatan bagi para engineer untuk mengisi pembangunan khusus di bidang industri,” tutur ketua jurusan Teknik Mesin, Dr Ing Herman Sasongko.

Oleh karena itu, selama beberapa tahun Teknik Mesin ITS terus mengembangkan melalui berbagai kegiatan akademik dan penelitian. Hingga akhirnya menelurkan beberapa jurusan di ITS seperti, jurusan teknik industri dan teknik material. Hal ini juga merupakan pengembangan dari ilmu teknik mesin yang kian meluas kaitannya dengan aplikasi industrialisasi.

Guna memberikan kompetensi yang lebih jelas bagi lulusannya, sejak 1984 Teknik Mesin  mengelola empat bidang studi. Antara lain, desain sistem mekanikal, konversi energi, teknik manufatur, dan metalurgi.

Eksistensi Teknik Mesin ITS semakin diakui baik oleh pemerintah Indonesia maupun lembaga internasional. Hal ini terbukti selama 50 tahun berdiri jurusan Teknik Mesin ITS mendapatkan beberapa program penyelenggaraan pendidikan. Bermula dari pertengahan tahun 1970 ITS menerima bantuan dari The Asian Development Bank (ADB). Kemudian menyusul Program Percepatan Pendidikan Insinyur (P3I) pada tahun 1985.

Lewat beberapa program di atas, Jurusan Teknik Mesin berhasil meningkatkan kualitas dan kuantitas staf akademik, mengembangkan fasilitas laboratorium dan perpusatkaan, serta memperbaiki kurikulum dengan mereferensi pada kurikulum perguruan tinggi teknik di Amerika. “Dengan program pengembangan ini, pada akhirnya kita dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas lulusan secara signifikan,” kata Herman.

Tak hanya itu, pada dekade terakhir. Program studi S1 dan S2 jurusan Teknik Mesin ITS berhasil membuktikan menjadi salah satu program studi di Indonesia yang mendapat penghargaan dengan predikat sangat baik. Tahun 1998 program studi S1 jurusan Teknik Mesin ITS terakreditasi dengan nilai A+ dan program studi S2 terakreditassi dengan nilai A pada tahun 2004.

Seiring dengan reputasi dan prestasi yang telah diraihnya itu. Pada tahun 1999 program studi S1 jurusan Teknik Mesin ITS kembali mendapatkan program pengembangan bernama Quality for Undergraduate Education (QUE). Jenis program pengembangan ini sangat kompetitif dan bergengsi. Selama lima tahun mengucurkan dana lebih dari 1,2 juta USD dan 6,2 Miliar rupiah.

“Semua aktivitas dan program QUE dilakukan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan aktivitas penelitian melalui manajemen yang lebih efektif dan efesien,” ungkap Herman.

Program Berkelanjutan
Tak cukup di situ. Ibarat usia seseorang yang telah mencapai 50 tahun, terlihat semakin matang dan bijaksana dalam menjalani tantangan hidup. Selama setengah abad perjalanan yang diwarnai oleh pengembangan dan catatan prestasi oleh jurusan Teknik Mesin. Hal itu dirasa merupakan modal untuk melangkah lebih lanjut dan mencapai sebuah program berkelanjutan.

Untuk mewujudkan itu salah satunya dengan melibatkan diri dalam berbagai forum internasional. Hal ini sejalan dengan visi yang dimiliki oleh jurusan Teknik Mesin. Yaitu, menjadi institusi di pendidikan tinggi dengan reputasi internasional yang sangat berperan sebagai institusi rujukan program studi teknik mesin di Indonesia. “Ini membutuhkan komitmen yang solid dan partisipasi aktif dari civitas akademika dalam menjalankan program berkelanjutan” imbuh pria berkacamata ini.

Hal ini telah dibuktikannya pada bulan September 2007, jurusan ini kembali mendapat kepercayaan untuk mengelola dana program hibah kompetisi dari bank dunia. Program itu dinamakan Indonesia Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (IMHERE). Program ini akan diimplementasikan hingga bulan September 2011.

Block Grant ini dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan manajemen pendidikan guna memeprbaiki relevensi lulusan maupun produk intelektual lainnya menuju standar internasional,” jelas Herman.

Semangat Uber Alles
Kaitannya dengan peringatan ulang tahun emas Teknik Mesin, Dr Ing Herman Sasongko berkeinginan mewujudkan kembali semangat Teknik Mesin ITS, “Uber Alles”, yang berarti di atas segala-galanya. Almamater yang telah melahirkan 4530 putra-putri terbaiknya itu menghimbau agar tetap melanjutkan kerjasama antar alumni dan kebersamaan almamater dapat terjalin secara intensif.

“Semangat untuk ikhlas berbagi dengan saudara kita sendiri adalah kunci terpenting untuk menyuburkan solidaritas dan integritas dalam wadah ikatan alumni. Serta ikatan moral-emosional antar saudara kita akan memberikan daya perekat dan tenaga gerak yang kuat untuk melangkah secara bersama,” tutur Herman dengan nada optimis.

Keinginan tersebut akan diwujudkan lewat beberapa kegiatan yang akan digelar pada 10 Nopember 2007. Dan akan melibatkan seluruh alumni dan civitas akademik Teknik Mesin ITS. Diantaranya adalah Poelang Bengkel dengan tajuk nostalgia kampus, Kongres IKA Mesin, bakti sosial berupa donor darah, dan akan ditutup dengan peletakan batu pertama pembangunan prasasti 50 tahun Teknik Mesin ITS.

Dalam acara Poelang Bengkel itu akan diisi dengan sharing experience. Beberapa alumni akan menceritakan suka-duka selama menimba ilmu di ITS. Selain itu juga ada diskusi mengenai wacana moral dan motivasi yang berguna untuk lulusan muda dan mahasiswa Teknik Mesin. Sedangkan dalam kongres IKA Mesin salah satu agendanya akan membahas pembentukan pengurus IKA Mesin ITS.

Selain melalui acara di atas, untuk menumbuhkan semangat Uber Alles, Jurusan Teknik Mesin juga  akan membentuk database alumni. “Nantinya ita juga akan mendata secara lengkap keberadaan alumni kita berdasarkan klasfikasi profesi. Saat reuni nanti para alumni terlebih dahulu akan mengisi formulir biodata. Setelah jadi database itu akan dapat diakses oleh seluruh civitas akademik Teknik Mesin ITS melalui web,” kata Herman.

Menuju Kemandirian Bangsa
Kepada ITS Online, Dr Ing Herman Sasongko menuturkan  bahwa pada saat momen memperingati 50 tahun jurusan Teknik Mesin ini sudah saatnya untuk membangun secara riil kepada bangsa Indonesia. “Kita sadari selama ini masih banyak meminta. Untuk itu lewat momen ini kita harus melangkah kepada suatu fase yang secara riil memberi,”jelas Herman.

Hal ini dirasa selama ini bangsa Indonesia sebagian besar masih bergantung pada pihak asing. Terlebih dari itu, beberapa perusahaan industri besar di Indonesia banyak dikendalikan oleh luar negeri. Akibatnya banyak sektor industri yang akhirnya tidak berpihak pada kepentingan rakyat Indonesia sendiri.

Herman mencontohkan keberhasilan industri yang terjadi akibat kemandirian bangsa seperti yang di Cina. “Cina dengan jumlah rakyatnya yang sangat banyak, akhirnya sukses menghidupi itu semua. Salah satunya dikarenakan adanya ikatan persaudaraan sebagai rujukan kompetensi,” terangnya.

Untuk itu melalui wacana menuju kemandirian bangsa ini. Segenap alumni akan bertekad memulai kerjasama untuk membebaskan tenaga asing dalam sistem outsourcing. Dan akan melakukan proses maintenance dan reengineer dalam sebuah industrialisasi dengan menggunakan tenaga dalam negeri yang berkompeten. ”Kalau mesin bisa memulai ini nantinya akan timbul slogan bartu, bukan hanya ”Mesin Uber Alles” tetapi ”ITS Uber Alles”, pungkas Herman sambil tersenyum. (han/jie)

Berita Terkait