ITS News

Jumat, 27 September 2024
20 November 2007, 14:11

Ketelitian Kurang Selama 13 Kali Early Warning Tsunami

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dua tsunami tersebut terjadi di Bitung pada bulan Januari dan Bengkulu September lalu. "Kami mengakui tingkat ketelitian sistem peringatan dini ini kurang," ujarnya. Fauzi menyatakan BMG terus berupaya meningkatkan ketelitian TEWS ini. Sebab, dampak pengeluaran TEWS ini adalah evakuasi. Sehingga, jika TEWS sudah dikeluarkan dan tidak terjadi tsunami, evakuasi sudah terlanjur dijalankan.

Karenanya, BMG terus menambah jumlah sensor seismik hingga memenuhi standar. Untuk luasan wilayah seperti Indonesia yang termasuk rawan gempa dan Tsunami membutuhkan 160 sensor seismik. Sementara saat ini baru terpasang 73 sensor seismic saja. "Baru separuh dari kebutuhan. Itupun kebanyakan kita dapatkans ensor seismik dari hibah luar negeri seperti Jepang dan Jerman," lanjut pria kelahiran Jogjakarta 17 Agustus 1969 ini.

Tahun 2007 ini, BMG menargetkan memasang 35 sistem sensor seismik. Sehingga akhir tahun ini sudah terpasang lebih dari 100 sensor seismik. Meski begitu, dalam memberikan TEWS selama ini BMG sudah mengumpulkan sebanyak mungkin informasi. "Sebelum kita memutuskan memberikan TEWS pasti kita sudah menjaring informasi sebanyak mungkin," tegasnya.

Dia menyatakan di dunia, TEWS tidak ada yang dapat memberikan data akurat 100 persen. Pun begitu, BMG akan meningkatkan tingkat keakuratan TEWS untuk mendapatkan tingkat kepercayaan tinggi dari masyarakat. Saat ini, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap TEWS hanya berkisar 50 persen saja.

Meski demikian ditilik dari kecepatan waktu memberikan peringatan dini, TEWS sudah cukup berhasil. Rata-rata TEWS diberikan berselang 4-5 menit setelah gempa terjadi. "Tsunami di Indonesia ini termasuk tsunami lokal, jadi hanya berselang beberapa menit dari gempa. Untuk kecepatan TEWS kita sudah berhasil," tambahnya.

Fauzi menambahkan sosialisasi TEWS kepada setiap lapisan masyarakat sangat diperlukan mengingat Indonesia sangat rawan Tsunami. Tercatat dari kurun waktu 1991-2007 terjadi 23 kali gempa. Dari jumlah tersebut 10 kali terjadi Tsunami. "Dalam kurun waktu 16 tahun kalau dirata-rata setiap tahun terjadi gempa dan terjadi tsunami," tandasnya. (humas/th@)

Berita Terkait