Seminar ini diisi dengan ceramah singkat tentang AIDS dan narkoba oleh Muhamad Arifin, SAg, dari BNP, Badan Narkotika Propinsi. Selain menjelaskan tentang jenis-jenis dan dampak dari Narkoba, Bapak Muhamad Arifin juga menyajikan beberapa video yang cukup mengerikan tentang penderita AIDS dan pecandu narkoba, diantaranya seorang pecandu narkoba yang menyayat hampir semua bagian tubuhnya untuk memasukan morfin ke dalam tubuhnya. Hal ini tentunya membuat sekitar seratus orang peserta yang hadir dalam seminar miris dan ketakutan manyaksikanya. Namun, hal ini berdampak positif, karena para peserta semakin mengerti betapa ganasnya narkoba.
Dalam seminar ini juga diungkapkan beberapa fakta yang cukup mencengankan, diantaranya, sebagaian besar dari penderita AIDS, yaitu sekitar 64%, disebabkan karena jarum suntik dari narkoba yang dipakai bergantian, bukan karena seks bebas. Untuk masalah narkoba Indonesia adalah Negara nomor 1 penghasil narkoba terbanyak di dunia, dan juga Negara yang mempunyai tempat lokalisasi terbesar di Asia Tenggara. Fakta-fakta ini menunjukan betapa besarnya ancaman AIDS di Indonesia, terlebih lagi jumlah pecandu narkoba meningkat setiap tahunya.
Bapak Mauhamad arifin berharap mahasiswa dapat menjadi motor penggerak dalam penaggulangan narkoba, meskipun saat ini peran mahasiswa, terutama di Surabaya masih sangat kecil. Diharapkan kedepanya mahasiswa lebih berperan aktif untuk menaggulangi serta mencegah AIDS dan narkoba bukan dengan kampanye dan seminar di sekitar kampus saja, tetapi juga dengan sosialisasi di tempat-tempat lokalisasi yang saat ini semakin menjamur.m3
Kampus ITS, ITS News — Banyaknya persoalan sampah di Indonesia menimbulkan berbagai dilema masyarakat. Oleh karena itu, tim Kuliah
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus mendukung kemajuan teknologi dan pendidikan Indonesia. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Tim riset kendaraan hemat energi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melebarkan sayapnya di kanca
Kampus ITS, ITS News — Kesejahteraan tenaga pendidik, khususnya guru honorer, di Jawa Timur masih membutuhkan perhatian serius. Menyadari pentingnya