ITS News

Jumat, 27 September 2024
30 November 2007, 09:11

ITS Rebut Tiga Gelar Juara Game Edukasi 2007

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

KGEI merupakan program yang dicanangkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdiknas) dalam rangka mencerdaskan anak bangsa. Dengan berorientasi pada hiburan sekaligus edukatif, kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan game-game yang mencerdaskan.

Kontes yang melibatkan lima Kementrian dari Depdiknas, Depbudpar, Depkominfo, Depperind, dan Ristek ini melombakan tiga kategori. Kategori tersebut berdasarkan pada media yang digunakan, yaitu online game, mobile game, dan PC game.

Adapun yang menjadi penilaian juri didasarkan model penilaian pada kontes sejenis di Jepang, Taiwan, dan Korea. Diantaranya adalah Skenario dan Immersive Environment yang menitikberatkan pada content isi game terkait dengan nilai budaya lokal yang dibawa. Selain itu, juga dinilai dari segi desain grafis yang menarik pengguna, keakraban dengan pengguna, kecerdasan buatan, serta kemampuan untuk membentuk jaringan.

Bermodal Sandal Jepit
Sementara itu, dua tim ITS, masing-masing adalah Magic Drum karya tim Rudi Dikairono dan Mathchallenger karya tim Surya Adi Wijaya, berhasil merebut tiga gelar juara. Mereka mengalahkan sekitar 150 peserta dan 93 karya game dari berbagai Institut dan Universitas di Indonesia.

Rudi menjelaskan, karyanya yang berupa game simulasi bermain drum ini dapat dimainkan oleh segala golongan umur. "Dari yang tua, sampai anak umur sepuluh bulan kemarin ada yang mencoba dan bisa," ujar mahasiswa S2 Game Technology jurusan Teknik Elektro ITS ini. Caranya pun cukup mudah. Tinggal memilih lagu yang diminati, kemudian memukul 8 perangkat drum (drum pad) yang disediakan sesuai dengan tempo lagu tersebut. "Kami berikan petunjuk dengan bola-bola, tinggal pukul drum pad dengan mengikuti bolanya saja. Kalau tepat ya hasilnya persis seperti main drum," tambahnya.

Inspirasi membuat game Magic Drum ini diperoleh saat mensurvei game center di Surabaya. Menurut Umi Rosyidah yang juga anggota tim, game semacam ini yang paling diminati di tempat game center. Mereka menghabiskan waktu dua bulan untuk membuat software dan hardware nya. "Cukup murah, hanya sekitar 200 ribuan saja. Bantalan drum pad juga dibikin dari sandal jepit," ujarnya. Umi menjelaskan, game ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan gerak motorik anak.

Selain itu, selama ini game hanya bersifat pasif melalui keyboard saja.Sementara game yang dibuatnya sangat atraktif dan asyik untuk dimainkan. "Sewaktu lomba malah ada pengunjung yang bawa kumpulan lagu dangdut sendiri untuk dimainkan," tambahnya. Berkat kekreatifannya, tim yang digawangi tiga orang ini berhasil membawa predikat juara 2 sekaligus juara favorit pilihan pengunjung. Total hadiah yang berhasil mereka bawa senilai Rp 36 juta.

Berbasis Ketepatan Matematis
Tak kalah menarik dari Magic Drum, tim milik Surya Adi Wijaya memilih unsur matematika untuk game mereka. Game yang diberi judul Mathchallenger ini membutuhkan ketepatan matematis. Mulai dari penjumlahan, pengurangan, sampai perkalian. "Agar lebih menarik, kami menggunakan keypad pukul," sambungnya.

Game buatan mahasiswa S2 Game Technology jurusan teknik Elektro ini menampilkan nuansa bawah laut. Setiap saat, ada seekor hiu yang melintas. Di punggung hiu tersebut terdapat angka. Untuk membunuh hiu-hiu itu, harus menambahkan angka-angka di keypad, atau bisa juga kombinasi penambahan, perkalian, atau pengurangan," lanjutnya.

Surya memang sengaja tidak memberikan opsi pembagian dalam game ini. Sebab, angka hasil pembagian belum tentu bilangan bulat, dan bisa berupa pecahan desimal. Sasaran pengguna game ini adalah siswa SD ke atas. "Seperti saya juga masih asyik main game ini," ujar pria yang baru sanggup menaklukkan level 9 ini.

Sama dengan Magic Drum, biaya untuk pembuatan game ini relatif murah."Hardwarenya hanya 50 ribu saja," ungkap pria kelahiran Surabaya 11 Mei 1980 ini. Game-game buatan mereka ini selanjutnya menjadi hak milik panitia penyelenggara yaitu, BPKLN Depdiknas.

Sementara itu, game lain buatan mereka yang tidak meraih juara sudah dilirik untuk dibeli. Game berjudul Responsible Bicycling ini berupa simulasi mengendarai sepeda di jalur yang benar dan menaati rambu-rambu yang ada. Untuk juara 3 ini, mereka berhak membawa pulang tiga gelar dari Malang.membawa pulang Rp 14 juta. (humas/zn/th@)

Berita Terkait