ITS News

Selasa, 03 September 2024
05 Desember 2007, 17:12

Kebudayaan Daerah, Janganlah Menghilang

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kebudayaan daerah merupakan salah satu aset negara yang tidak ada duanya. Selain itu juga, kebudayaan daerah merupakan cermin diri dari suatu bangsa. Begitu beraneka ragam budaya yang dimiliki Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Tapi negara lain, dengan mudahnya mengakui kebudayaan daerah yang telah kita bangga-banggakan selama berpuluh-puluh tahun.

Mendengar berita yang disiarkan oleh salah satu televisi swasta, seraya tidak percaya. Dalam berita itu, disebutkan bahwa beberapa kebudayaan daerah kita diakui oleh negara Tetangga. Parahnya lagi, kebudayaan yang diakui oleh negara Jiran ini tidak hanya satu. Sebut saja tari Reog dari daerah Ponorogo, Seni batik yang juga merupakan kebudayaan khas Jawa, angklung alat musik tradisional dari Jawa Barat serta lagu Rasa Sayange dari daerah Maluku.

Tapi sebagai pemiliknya,kita merasa tenang-tenang saja, seperti tidak ada barang yang yang hilang dari kita. Padahal milik kita, kebudayaan kita diakui oleh negara lain. Tapi tidak ada yang protes, jangankan berani untuk protes, merespon pun pemerintah selaku pihak yang berwewenang seakan enggan. Saya pun tidak percaya, jika semua pemilik menerima ini, hingga akhirnya saya pun berinisiatif untuk mengetahui tanggapan dari beberapa teman. Ada yang protes seakan tidak menerima perlakuan dari negara yang berbatasan langsung dengan pulau Kalimantan ini, ada juga yang cuek hingga ada juga yang belum mengetahui atas nasib buruk yang menimpa kebudayaan kita.

Ironis memang, milik kita, kebudayaan kita diakui oleh negara lain. Tapi kita hanya bisa diam berpangku tangan. Dan kita pun terus terlena dengan kebudayaan asing yang terus berdatangan hingga kita melupakan kebudayaan daerah kita. Hal ini semakin terbukti, dari sekian banyak pemuda-pemudi di tanah air ini, lebih cenderung menyukai kebudayaan dari negara luar. Berbagai alasan terlontar dari mereka, menurut mereka kebudayaan kita adalah kebudayaan kuno, sudah ketinggalan jaman. Alasan-alasan klise yang sering terucap dari sebagian pemuda-pemudi di negeri ini. Berbeda dengan pemuda-pemudi dari negara lain, menurut dari artikel yang pernah saya baca dari surat kabar harian, disebutkan bahwa para pemuda-pemudi di luar negeri, mereka justru interest untuk mempelajari kebudayaan daerah kita, karena keunikannya.

Kenapa orang lain bisa menyukai milik kita, kebudayaan kita???tapi kita sebagai pemiliknya tidak bisa. Kenapa masyarakat Jepang sangat membanggakan kebudayaan daerahnya, tapi kita tidak bisa???

Semoga dengan tulisan kecil ini, dapat membangunkan kita dari mimpi-mimpi yang membuat kita terlena dengan kebudayaan asing, dan kesadaran untuk mencintai milik kita, kebudayaan kita. Melestarikan kebudayaan merupakan salah satu bukti cara kita untuk mencintai kebudayaan. Jangan sampai biarkan kebudayaan yang telah kita banggakan berpuluh-puluh tahun perlahan memudar dan kemudian menghilang.

Siti Makkatur Rohmah
Mahasiswi Fisika MIPA 2006

Berita Terkait