Dalam melaksanakan perkuliahan berdasar Student Centered Learning, mahasiswa perlu meningkatkan pengetahuannya tentang ilmu yang sedang dipelajarinya. Inilah yang mengawali FTK mengadakan pelayaran IPTEK. Disamping mengenalkan bagunan laut yang dilihat dari aspek teknik perkapalan, teknik sistem perkapalan, dan teknik kelautan, kegiatan ini juga untuk meningkatkan motivasi dalam bidang kelautan.
Selain mengenalkan kepada mahasiswa mengenai sistem perkapalan, tujuan dari kegiatan ini juga mengenalkan prosedur keselamatan di kapal, jabatan dan tugas para awak kapal, serta untuk menumbuhkembangkan wawasan bahari mahasiswa.
Pelayaran IPTEK kali ini merupakan tahun kedua. ”Untuk seterusnya kegiatan ini akan berjalan rutin, semacam kuliah lapangan tahunan bagi mahasiswa baru,” ujar Ir Amiadji MM MSc selaku ketua panitia .’’Pada mulanya, ini adalah ide dari tiga dosen ITS yaitu Soemartoyo, Soegiono, dan Paulus Indiono,’’ujarnya. Sebelumnya, pelayaran ini hanya dilakukan oleh mahasiswa jurusan sistem perkapalan saja. Namun, berdasarkan pengalaman, kebanyakan mahasiswa FTK belum pernah berlayar. ’’Padahal keilmuan mereka kan dekat sekali dengan pelayaran ini,’’sambungnya.
Amiadji mengungkapkan, peserta yang mengikuti pelayaran ini mencapai ratusan orang dari civitas akademika FTK. Mereka terdiri dari mahasiswa angkatan 2007 yang mengikuti kuliah Pengantar IPTEK semester gasal 2007/2008, dosen pembimbing, pejabat FTK sebagai pengamat, mahasiswa senior sebagai pemandu yang dibantu oleh Pasis STTAL. ”Dari mabanya saja sudah sekitar 320 orang,” ungkap Amiadji.
Selama pelayaran, yang dilakukan para mahasiswa adalah mengenal fungsi dan kerja peralatan seperti navigasi, keselamatan, mesin kemudi, mesin induk, dan peralatan lainnya. Selain itu mahasiswa juga akan mengamati konstruksi kapal, dan mengenal bangunan lepas pantai.
Adapun rute yang akan dilalui Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Makassar ini adalah dari Surabaya menuju Kepulauan Karimun Jawa, kembali ke Pantai Utara Madura dan mengitari bangunan lepas pantai, kemudian kembali ke Surabaya, Ahad (16/11).
Fajjar Nuggraha, mahasiswa Sistem Perkapalan angkatan 2006 mengaku mendapatkan banyak manfaat dari pelayaran baharinya tahun lalu. Tahun ini, dirinya ikut sebagai senior pemandu bagi para mahasiswa baru. ’’Banyak banget pengetahuan yang bisa didapatkan dari pelayaran ini,’’ ujarnya.
Tak hanya mengenal mesin dan sistem perkapalan, namun Fajjar juga terkesan dengan metode penyelamatan di kapal. ’’Asyik banget, benar-benar dipraktekkan secara nyata. Makanya saya mau ikut lagi,’’ tambahnya. Apalagi, KRI Makassar 590 ini adalah kapal pasukan yang belum pernah diketahuinya.
Kapal yang dikomando Letkol Laut M. Faat ini dapat mengangkut hingga 1000 pasukan. ’’Apalagi ini kapal baru, buatan Korea tahun kemarin,’’ lanjutnya. Sementara tahun lalu, Fajjar berkesempatan untuk ikut dalam pelayaran kapal perang yang berfungsi sebagai rumah sakit. Selama di atas kapal, para mahasiswa ini akan dibagi menjadi 20 kelompok. Masing-masing kelompok akan dipandu oleh 1 mahasiswa senior, 1 orang Pasis STTAL, dan 1 orang dosen FTK.(Zn/humas/asa/jie)
Kampus ITS, ITS News — Menyokong antisipasi terjadinya bencana serta terus berupaya mengedukasi masyarakat, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui
Kampus ITS, ITS News — Transisi menuju energi terbarukan menjadi fokus utama demi lingkungan yang berkelanjutan. Mendukung hal tersebut,
Kampus ITS, ITS News — Sektor industri memainkan peran yang cukup penting dalam meningkatkan daya saing di pasar global. Mendukung
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui PT ITS Tekno Sains semakin dipercaya untuk mendukung sektor