ITS News

Jumat, 27 September 2024
04 Januari 2008, 09:01

Turun Ke Korban Lumpur, Aktivis Berikan Pelatihan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dibagi menjadi 12 Kelompok, aktivis mahasiswa baik dari ITS, Unair, Petra, maupun Unesa terjun ke Porong. Walaupun kegiatan ini menjelang Ujian Akhir Semester (UAS), mereka tetap menjalankan misi untuk pengabdian masyarakat kepada korban luapan lumpur Sidoarjo. "Seharusnya berakhir akhir Desember ini, tapi karena kondisi masyarakat yang tidak memungkinkan, beberapa dari kami lebih lama tinggal disini," ungkap Boy Sandra, mahasiswa Teknik Elektro yang juga salah satu koordinator kelompok.

Boy menuturkan, kegiatan ini tak hanya melibatkan aktivis saja, tapi juga beberapa mahasiswa lain dari kampus masing-masing."Karena banyak aktivis yang sudah lulus dan bekerja di luar pulau, kami gantikan dengan teman kami. Semangat mereka cukup tinggi," terang Boy.

Kegiatan yang diselenggarakan beragam, mulai penyuluhan, pembangunan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Bakti Pendidikan, dan lain sebagainya. "Mulai November lalu telah banyak yang kami garap. Mulai pembuatan ruang baca, pelatihan usaha, penyuluhan, dan sebagainya," tutur Boy Sandra.

Kelompok yang dipimpin Boy sendiri, pada tanggal 9 Desember lalu melakukan pelatihan pembuatan pupuk kompos serta melakukan bakti pendidikan di desa Kalitengah dengan memperbaiki beberapa sarana pendidikan berupa bangku, buku, dan alat tulis. Di desa ini tidak semuanya tenggelam luapan lumpur, karena masih dibatasi oleh aliran sungai. Sehingga kehidupan masyarakatnya masih normal, tidak banyak terpengaruh.

Setelah melakukan pelatihan, Boy juga membagikan alat pembuatan pupuk kompos secara cuma-cuma kepada 52 peserta pelatihan yang notebene adalah ibu-ibu. "Semoga ini bermanfaat untuk mengurangi menumpuknya sampah di Sidoarjo," harap Boy.

Namun, tak semua kegiatan aktivis ini dapat diterima masyarakat. Bahkan beberapa dari mereka tidak dihiraukan, hingga ada yang diusir dari lokasi. "Ada teman kami yang bertugas di Porong diusir karena ada salah paham saat mereka mendengar aktivis yang akan turun. Akhirnya mereka berpindah tempat daripada terjadi hal yang tidak diinginkan," celutuk mahasiswa Teknik Elektro.

Tak hanya itu, beberapa desa yang sedang tidak stabil kondisi sosialnya, juga mempengaruhi kegiatan aktivis ini. "Teman-teman kami yang di desa Boro misalnya, tak banyak bisa melakukan kegiatan dan sosialisasi, karena antara Lurah dan warganya sedang ada masalah. Bahkan warganya sering demo. Sedangkan kami tak berwenang untuk masuk ke area hukum, kami hanya melakukan kegiatan sosial," cerita Boy. Akhirnya kegiatan di desa Boro difokuskan pada Bakti Pendidikan.

Disinggung tentang jumlah uang yang dikeluarkan, Boy menjawab "Sebagian uang yang disisihkan dari beasiswa kami dapat bermanfaat bagi korban luapan lumpur. Setiap kelompok dianggarkan 11,5 juta rupiah. Dan bulan Januari ini kami akan mengirimkan LPJ ke DIKTI," pungkas Boy. (jie/th@)

Berita Terkait