Dengan pengertian tersebut kawasan yang dapat dikategorikan dalam lahan basah meliputi sungai, danau, tambak, perairan pantai, dan rawa-rawa, serta kawasan lain yang sesuai dengan kategori di atas. Dengan demikian kawasan ITS yang tergenang secara periodik, terutama pada saat musim hujan yang menjadi rawa-rawa dapat tergolong sebagai Wetlands.
Nilai penting,
Wetlands mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia. Hal ini telah diakui dalam Konvensi Ramsar bahwa manusia mempunyai hubungan saling ketergantungan dengan lingkungan. Wetlands menjadi sumber utama perekonomian, kebudayaan, ilmu pengetahuan maupun nilai rekreasi, dengan hilangnya lahan basah akan sulit untuk diganti. Secara ekologis lahan basah berfungsi sebagai pengatur tata air dan sebagai habitat yang mendukung sifat-sifat flora dan fauna yang khas, terutama burung air
Ancaman,
Wetlands sering diplesetkan dengan wastelands, kawasan yang tidak bernilai dan menjadi tempat pembuangan sampah yang paling murah, menjadi sumber panyakit, dan persepsi-persepsi negatif lain berkembang di sebagian besar masyarakat dunia. Pandangan negatif dan didukung pernyataan Emil Salim dalam tulisan kang Ayos bahwa pola pikir manusia yang ekonomis membuat alam semakin kritis membuat keberadaan lahan basah semakin tidak berharga. Oleh karena itu lahan basah banyak dikonversi untuk meningkatkan nilai ekonomis. Yang terjadi seperti halnya di Jakarta dan Surabaya, dimana rawa-rawa banyak direklamasi menjadi perumahan dan pertokoan elit, nilai ekonomisnya pun akan berlipat berpuluh atau beratus kali lipat. Ya, kalo kita mau memperhatikan, di sekitar kampus ITS banyak sekali contoh dari aktivitas ini.
Dampak kerusakan,
Sebagai kensekuensi akan hilangnya lahan basah, fungsi ekologis menjadi abnormal. Yang terjadi seperti yang dirasakan Presiden dan Wakil Presiden RI yang diberitakan Jawa Pos (1 feb) kemarin. Kawasan yang seharusnya berfungsi mengatur tata air, berubah menjadi tata busana/mode untuk memenuhi sebagian keserakahan. Di daerah Gebang juga semakin parah genangan airnya saat hujan lebat, tapi beruntungnya sebagian besar kawasan ITS masih eksis Lahan Basahnya, meski sebenarnya telah berkurang, jadi banjir di sekitar kampus masih belum berarti. Berkurang dan hilangya berbagai populasi flora-fauna yang tergantung pada keberadaan lahan basah berdampak langsung dengan lahan basah sebagai sumber perekonomian. Kualitas lingkungan yang semakin memburuk menurunkan produktivitas ikan dan sumber daya lain. Petani tambak dan nelayan tradisional semakin terpuruk. Bahkan Menurut DR. AHMED DJOGHLAF dari Convention of Biological Diversity, kesalahan pengelolaan lahan basah berdampak pada hilangnya spesies dan berkaitan dengan pemanasan global.
Butuh kepedulian,
Kepedulian Internasional diwujudkan dengan Convention on Wetlands tanggal 2 Februari 1971 di kota Ramsar, Iran. Selanjutnya, tanggal 2 Februari menjadi lahan basah se-Dunia (world wetlands day). Berbeda dengan peringatan hari besar Internasional yang lain, 2 Februari kurang terasa gaungnya. Tema tentang Healthy wetlands,healthy people dalam peringatan world wetlands day 2008 terlewat begitu saja. Hal ini akan berimplikasi terhadap public awareness akan nilai penting lahan basah yang sulit berkembang. Dan kerusakan akan semakin sulit dikendalikan…..
Butuh kepedulian kita untuk kehidupan yang berkesinambungan…
Healthy wetlands,healthy people
Agus Satriyono
Mahasiswa Biologi ITS
Anggota Lembaga Studi Burung ‘Pecuk HimaBITS"
Anak Mangrove
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi