ITS News

Jumat, 27 September 2024
09 Februari 2008, 12:02

Character Building, Kenali Diri Untuk Kembangkan Potensi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Topik itulah yang menjadi salah satu bahasan dalam seminar Character Building yang digelar oleh Teknik Elektro ITS, Sabtu (9/2). Mengusung tema Open Your Mind for New Competition, seminar ini menghadirkan Dr (Kan) Marissa Haque Fawzi SH, aktris sekaligus sutradara film, dan Ahmad Guntar SKom, instruktur TRUSCO, sebagai pembicaranya.

Dalam pemaparannya, Guntar menegaskan bahwa memang masih banyak orang yang merasa kesulitan untuk menjadi dirinya sendiri. Memang diberbagai literatur disebutkan untuk menjadi diri sendiri kita harus mengenali diri kita, mengetahui potensi yang kita miliki, dan kemudian mengembangkannya. "Tapi masalahnya kita juga sering kebingungan, dari mana kita harus memulainya?" tutur Guntar.

Berangkat dari kebingungan yang ada, lanjut Guntar, kita pun berusaha mencari sumber atau referensi yang dapat menegaskan karakter kita. Media televisi adalah salah satunya. "Tapi kemudian kita dihadapkan pada banyak pilihan. Ya, ternyata banyak pilihan bidang yang dapat kita tekuni," ujarnya.

Menurut Guntar, seseorang tak perlu takut menentukan pilihan meski ia merasa lemah di sana karena suatu keinginan tidaklah mustahil bisa tercapai. "Kamu bisa menjadi apa yang kamu inginkan, asalkan mengeluarkan pengorbanan yang sepantasnya," tegas Guntar.

Namun, imbuhnya, di sini pun ternyata terdapat kelemahan. Di antaranya bingung untuk memilih dan bila ia menentukan banyak pilihan bisa jadi perfomance dari potensi yang sebenarnya ia miliki tidak akan maksimal. "Akhirnya muncullah rumus strength, yakni talent kali investment sama dengan strengh," ungkap Guntar.

Guntar mencontohkan, bagaimana seseorang dengan talent bernilai 2 dengan investment 5 bila dibandingkan dengan orang yang memiliki talent 5 dan investment 2. Ia menegaskan kedua orang itu sama saja, menyia-nyiakan potensi. "Orang kedua potensinya besar tapi ia tak berusaha banyak. Orang pertama memang usahanya banyak tapi pilihan potensinya tidak tepat karena ia tak memilih untuk mengembangkan bakat yang dimilikinya, jadi potensinya sia-sia," jelas alumnus Teknik Informatika ITS ini.

Fenomena inilah yang menurut Guntar sering kali dijumpai dalam masyarakat. Dapat dilihat betapa kecewanya bila orang tua melihat nilai rapor IPA anaknya jelek meski nilai bahasa Indonesianya tinggi. Padahal si anak lebih berkompeten dalam bidang bahasa. Dan orang tua pun me-les privatkan anaknya. "Hasilnya, nilai IPA naik tapi juga rata-rata. Namun nilai bahasanya, yang tak dikursuskan, justru rata-rata atau malah turun. Sangat disayangkan bukan?," tegas Guntar.

Selanjutnya, dari fenomena tersebut Guntar menyimpulkan, bahwa kita sering terjebak untuk sibuk memperbaiki kelemahan dan melupakan apa yang telah kita miliki. Padahal, pada saat seseorang berada pada puncak perfomance dalam suatu bidang maka kelemahan lain bisa tertutupi. "Ingat, Michael Jordan yang jago basket bila kalian sodori soal Kalkulus, saya yakin ia tak mampu mengerjakan. Tapi apakah kelamahan itu selanjutnya akan menjadi wacana publik? Tidak bukan?," tuturnya.

Lebih lanjut, Guntar juga menegaskan bila masing-masing dari tiap person pasti memiliki keahlian tersendiri. "Karena setiap dari kita adalah unik," ujar Guntar. "Tinggal sejauh mana keyakinan diri kita untuk melangkah. Adapun keyakinan dapat kita peroleh antara lain dengan repetisi dan banyaknya testimoni dari orang-orang di sekitar kita," tukasnya.

Seminar Character Building yang digelar oleh departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro (Himatektro) ini diikuti oleh tak kurang dari 200 peserta, mayoritas adalah mahasiswa.

Mahardhika, ketua panitia seminar Character Building, mengungkapkan bahwa seminar ini dihelat dalam rangka usaha untuk pembentukan manusia Indonesia yang berkarakter yang selanjutnya dapat mendorong pembangunan di Indonesia. "Indonesia adalah negara dengan penduduk yang besar, alangkah baiknya jika mereka memiliki karakter kuat yang dapat memajukan Indonesia," pungkas mahasiswa Teknik Elektro ITS angkatan 2006 ini.(f@y/han)

Berita Terkait