ITS News

Jumat, 27 September 2024
12 Februari 2008, 14:02

Loyalitas Tinggi dari Sang Juru Parkir

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Jumat (4/1) juru parkir yang telah berkerja dua puluh tahun lebih di ITS ini terkaget-kaget setelah mendapatkan kabar dirinya mendapatkan penghargaan yang rutin diselenggarkan tiap tutup tahun oleh UPT Perpustakaan. Sepanjang dirinya mengabdi sebagai juru parkir bapak dua anak ini mengakui belum pernah mendapatkan penghargaan yang menghargai jerih payahnya. Tapi dirinya merasa sangat bangga ketika penghargaan karyawan terajin yang tak pernah absen selama satu tahun penuh masa kerja dilimpahkan pada dirinya pada saat rapat tutup tahun UPT Perpustakaan tahun 2007-2008 bersanding dengan pegawai teladan Perpustakaan Ibu Eny Widiastuti.Patut diacungkan jempol buat UPT Perpustakaan yang tidak hanya memberikan penghargaan buat karyawan yang berkerja di balik meja, namun kepada pegawai-pegawai seperti Juru Parkir. Dengan adanya pemberian  penghargaan yang tiap tahunnya menjadi agenda rutin UPT Perpustakaan diharapakan mampu menjadi Batu loncatan bagi UPT-UPT yang ada di ITS untuk meningkatkan kinerja dan pelayanaannya. Menambah semangat kerja dan loyalitas tentunya, seperti halnya Pak Tasrifin yang mengaku bertambah semangat akan prestasi yang membanggakan tersebut.

Prestasi membanggakan yang patut menjadi teladan bagi semua kalangan di ITS. Prestasi Beliau tidak pernah absen kerja selama satu tahun periode kerja di UPT Perpustakaan dengan isi buku absen nol besar merupakan hal yang sulit dicapai oleh karyawan lain di ITS, terutama di UPT Perpustakaan, karena prestasinya itulah Pak Tasfirin mendapatkan Penghargaan sebagai pegawai terajin, meskipun beliau baru satu setengah tahun bekerja di UPT Perpustakkan, yang sebelumnya bapak yang akrab disapa Cak Ifin ini bekerja di parkiran KPA ITS. Bahkan sebelum dipindah tugaskan dari parkiran KPA (Kantor Pusat Administrasi) ITS ke parkiran Perpustakaan, Bapak yang merantau dari Rembang ke Surabaya tahun  1977 ini mengakui selama dua puluh tahun kerja di parkiran KPA hanya absen satu hari, itu pun dikarenakan beliau kerepotan membangun rumahnya yang juga dijadikan kost-kostan ini.

”Saya memang gitu kalau dah kerja, saya selalu mengutamakan kerjaan dari pada urusan saya sendiri” ujar bapak yang lahir di Rembang lima Juni 1959. Jangankan untuk bolos kerja,mengambil cuti pun beliau belum pernah. Beliau tidak pernah merasa jenuh dan bosan akan rutinitas sehari-harinya yang terus menjaga dan mengamati tiap kendaraan yang menjadi tanggung jawabnya. Bayangkan saja apabila Pak Tasrifin lengah sedikit, mungkin salah satu kendaraan kita menjadi korban keganasan pencuri motor.Selama ini yang memberi motivasi yang membuat beliau sangat rajin dan tekun dalam menjalankan profesinya tidak lain dikarenakan dirinya sangat menjujung tinggi profesinya, walaupun sekedar bekerja menjadi juru parkir. Berbagai kondisi cuaca yang menghadang,tidak pernah dihiraukan beliau mau hujan ataupun panas terik kota Surabaya.

Usaha beliau yang tekun membuat suami dari Ibu Paijem ini mampu menyekolahkan kedua anaknya yakni Haryono dan Mariana, bahkan salah satu anak beliau haryono sekarang sedang menempuh kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya. Hal yang cukup fantatis bagi seorang yang bekerja sebagai juru parkir. Disaat teman – teman seprofesinya kesusahan buat menyekolahkan anaknya, beliau mampu mengkuliahkan anaknya. Bahkan beliau kedepannya berencana mengkuliahkan anak perempuannya Mariana ke Jurusan Planologi ITS, membuat bapak yang humoris ini semakin keras untuk bekerja. Beliau mengambil jam lebur guna mendapatkan uang tambahan dari menjaga parkir. Itu lah yang menjadi alasan beliau mau pindah dari KPA ke UPT Perpustakaan ITS, yang tentunya dibantu oleh istri tercinta Ibu Paijem. Sang istri ikut menopang ekonomi keluarga dengan membuka warung makan di Keputih. Kegigihan pak Tasrifin dan istri untuk menyekolah anak-anak beliau dapat diambil Pelajaran bagi kita semua.

Beliau merasa sangat mengerti betapa pentingnya pendidikan terutama bagi kedua anaknya, dan tentunya bagi dirinya sendiri. Pak Tasrifin sekarang sudah mendapatkan Paket C dan berencana akan melanjutkan ke Paket A. Kesadaran akan pendidikan ini beliau dapatkan setelah pengalaman bekerja dari dosen ITS Prof Ir Soegiono yang juga merupakan mantan Rektor ITS dan Ir Asjahar Imron, MSc, MSE, PED mantan Dekan FTK ITS (Fakultas Teknologi Kelautan). Dari dua mantan petinggi ITS itulah beliau menjadi sadar betul bahwa tidak ada artinya kalau dirinya hidup tanpa tau baca tulis. Manfaat yang besar dari pendidikan, beliau lihat sendiri dari kedua orang yang menurutnya sangat berjasa baginya, karena telah memberikan inspirasi baginya untuk mengubah nasib dan memperjuangkan agar anak-anak beliau mendapatkan pendidikan yang tinggi. Kesuksesan dari orang-orang besar dan berpendidikan tersebut membuat pak Tasrifin berharap kelak anaknya mampu meniru ataupun melebihi kedua dosen ITS tersebut.

Prestasi yang tentunya membuat Pak Tasrifin sangat bangga ini berbeda seratus delapan puluh derajat dengan beberapa sikap dan perbuataan diantara kita,seperti disaat beberapa diantara kita mempunyai kesempatan untuk menempuh dunia pendidikan yang tinggi,kita masih saja bisa- bisanya bolos hanya untuk kepentingan diri sendiri yang tidak begitu penting. Begitu juga yang kita lihat dengan perkuliahan kita yang terganggu diakibatkan beberapa dosen yang bolos ngajar.” saya berharap apa yang saya lakukan dapat dicontoh oleh yang lain-lain, biar segala urusan di ITS semuanya berjalan nyaman dan lancar” pungkas Cak Ifin.  Tentu menjadi harapan kita semua akan kondisi nyaman dan lancar tersebut dapat terealisasi di ITS.Seandainya kita semua dapat mencontoh Pak Tasrifin yang sangat loyal dan menjujung tinggi profesionalitas. Kita bisa menempatkan diri berdasarkan fungsi dan tugas – tugas kita masing-masing, baik sebagai dosen,mahasiswa, dan karyawan. Tidak menutup kemungkinaan ITS akan mencetak generasi peubahan buat bangsa ini.Kita semua berharap muncul Pak Tasfirin baru lainnya di segala sektor kampus ITS. (Fn)

Berita Terkait