ITS News

Jumat, 27 September 2024
19 Februari 2008, 15:02

Pengembangan Soft Skills Menuju ITS Berkualitas

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Akan dimulainya tahun ajaran baru 2008-2009, membuat P3AI (Pusat Pengembangan Pendidikan dan Aktivitas Instruksional) ITS menggelar pelatihan yang membahas dan mengembangkan kurikulum KBK. Di ITS, KBK lebih dikenal dengan nama SCL (Student Centered Learning ). Pemusatan kurikulum KBK ini tidak lagi memfokuskan akan hardskills mahasiswa, melainkan juga perlunya softskills sebagai penunjang dan pendukung.

Acara yang dibuka Rektor ITS, Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD ini diawali dengan pemaparan rencana pengembangan KBK ITS oleh Pembantu Rektor I, Prof Ir Arif Djunaidy MSc PhD. Sementara proses penyusunan KBK sendiri, disampaikan salah satu tim KBK Dikti Ir Endrotomo MSc. Dalam menyusun KBK, kata Endro, ITS memperhatikan tiga aspek yakni dosen, mahasiswa, dan sumber belajar, namun untuk mencapai hasil yang baik terkadang faktor tersebut terhadang lingkungan belajar.

Menurut pria yang juga yang juga dosen Arsitektur ITS, pergeseran dari Teacher Centered Learning (TCL) ke Student Centered Learning harus ditekankan dari pembelajaran berbasis KBK. "Yang ada selama ini perencanaan belajar hanya berlaku buat dosen dan pengajar saja dan kurang berpihak pada kebutuhan mahasiswa terhadap matakuliah," ungkap Endro. Perubahan paradigma kurikulum biasanya diikuti perubahan peraturan akademik pula, "Apabila KBK memang sudah diterapkan, maka perlu pengembangan metode pembelajaran yang tidak lagi berupa kuliah ceramah satu arah dan mencatat saja," komentarnya.

Tampil sebagai pembicara berikutnya yakni Dr Illah Sailah MS, yang juga menjabat sebagai Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia LPPM IPB. Illah menerangkan terkait Paradigma KBK dan Soft Skills. Melihat dunia kerja sekarang, imbuh Illah, tentunya sistem yang ada di perguruan tinggi tidak lagi sesuai untuk menghadapi tantangan tersebut. "Soft skill menjadi faktor dominan yang menentukan keberhasilan seseorang dalam meraih kesuksesan kerja," paparnya. Dari hasil survei, Dosen Departemen Teknologi Industri FATETA IPB ini mengungkapkan bahwa kunci kesuksesan adalah 80% mindset dan 20% technical skills.

Illah memberikan presentasi yang disuguhi video-video lucu namun bermakna. Banyak dosen-dosen ITS dibuat tertawa riang melihat adegan lucu yang ditampilkan. Dari video itu didapatkan beberapa manfaat antara lain pentingnya komunikasi, berpikir positif dan kemampuan berpikir, yang kesemuanya adalah soft skills. Peran soft skills memang teramat penting, dan tidak mungkin didapatkan dari perkuliahan sehari-hari.

“Ada Sekolah Bisnis di Medan yang menambahkan golf, salsa, dance, dan karaeke dimana kurikulumnya sebagai wujud dari penyampain soft skills ke mahasiswa,” ujar Illah. Ia pun menerangkan alasan golf masuk kurikulum. "Apa jadinya mahasiswa kita kalau lulus dan bernegosiasi ke rekan bisnisnya sedangkan transaksi bisnis sering terjadi di lapangan golf,” komentarnya.

Di ITS, secara tidak langsung telah dilakukan kegiatan dalam upaya meningkatkan soft skills mahasiswa melalui center for entrepreneurship development, atau kegiatan bisness gathering. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan jiwa entrepreneur, diantaranya berani mengambil resiko, berani bermimpi, pantang menyerah dan selalu bersemangat. Hal-hal seperti ini yang menjadi faktor kuat dalam menghadapi dunia keja dan globalisasi. (Fn/th@)

Berita Terkait