ITS News

Jumat, 27 September 2024
23 Februari 2008, 13:02

Hitam Putih Kota Dalam Film Dokumenter

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Film Nasibmu Bangunanku tercipta dari keprihatinan peserta akan kondisi bangunan cagar budaya di kota Surabaya. Saat ini, beberapa bangunan monumetal tersebut memang masih ada yang bertahan, namun tak banyak juga tak terawat, bahkan hilang.

Salah satu bangunan yang masih ada adalah gedung Balai Pemuda yang berlokasi di pusat kota. Gedung ini sekarang masih berdiri dengan ciri khasnya, dengan gaya arsitektur Belanda. Walaupun ada beberapa bagian yang diubah, seperti taman yang kini menjadi lahan parkir.

Berbeda nasib dengan Gedung Balai Pemuda. Ada beberapa bangunan yang kini tak terawat lagi. Contohnya adalah penjara kali sosok. Penjara yang konon dulu adalah tempat kolonial Belanda menyiksa beberapa pejuang Surabaya.

Film tersebut menjelaskan bahwa dulu, para tawanan Belanda yang tak lain adalah pejuang Surabaya harus distempel panas tangannya sebelum dijebloskan ke dalam sel tawanan. Penderitaan mereka kini nyaris tak terdengar karena bangunan tersebut sekarang tak ubahnya puing-puing sejarah yang hilang dan hanya beberapa bagian saja yang masih tersisa.

Selain itu, ada satu lagi bangunan yang sebenarnya adalah bangunan monumental. Lebih tragis dari penjara kali sosok, bangunan ini kini malah hilang dan berubah nama. Rumah sakit simpang adalah nama dari bangunan tersebut. Terletak disalah satu sudut pusat kota, bangunan yang telah berdiri sejak tahun 1900 kini malah berubah nama menjadi Plasa Surabaya.

Gerry, selaku poduser dari film ini mengungkapkan bahwa dalam film ini dirinya ingin mengingatkan pada mahasiswa Perencanaan Wilayah Kota, yang kelak akan menjadi pengatur tata kelola kota untuk tetap menjaga identitas Surabaya sebagai Kota Pahlawan. ”Kami berharap nantinya seluruh pemuda di Surabaya tidak hanya berhura-hura tetapi tetap menjaga cagar budaya kota,” harapnya. Selain itu, Gerry menambahkan agar nantinya gedung-gedung cagar budaya yang masih ada tersebut tidak tergusur oleh pola hidup modern yang tak peduli akan sejarah.

Beberapa judul film lain yang bersaing dalam perlombaan ini adalah Langkah Sang Waria, Buktikan Goyanganmu serta Dalam Senyum dan Tangisku. Lomba festival film ini akan diumumkan pemenangnya pada hari Minggu (24/2) ini.

Lewat acara planopolis ini, Arif selaku Kahima berharap agar acara tersebut kelak akan menjadi tradisi dari himpunannya. ”Jika sebuah kota harus membangun image. Lewat acara ini kami ingin membangunnya,” tekadnya. (yud/th@)

Berita Terkait